Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Iklim investasi minyak dan gas bumi (migas) masih belum optimal beberapa tahun belakangan, alhasil minat sejumlah investor penunjang jasa migas juga melemah. Ini terlihat dari aktivitas migas yang saat ini KKKS kesulitan melakukan pengadaan Rig.
Praktisi Migas Tumbur Parlindungan bilang perlu diciptakan iklim investasi yang ramai demi menarik para investor. "Penting untuk membuat investasi menarik serta tidak boleh menunda-nunda pengambilan keputusan, investor sudah keburu kabur," ujar Tumbur di Jakarta, Rabu (3/7).
Lebih jauh Tumbur menilai, keriuhan investasi selain akan mendatangkan investor juga dapat mempengaruhi harga komponen. "Komponen pengeboran bisa murah jika supply nya tinggi," jelas Tumbur.
Sementara itu, Direktur IPA sekaligus Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menilai kesulitan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam memperoleh rig secara umum disebabkan belum adanya ketersediaan rig di sekitar wilayah Indonesia.
"Perusahaan penunjang memperhitungkan keekonomiannya soal peluang ditempat lain. Kesulitan ini umumnya dirasakan yang offshore," jelas Nanang.
Penurunan aktivitas eksplorasi juga dinilai sebagai penyebab kesulitan pengadaan rig oleh sejumlah KKKS. Tumbur berpendapat, jika ada banyak rencana pengeboran maka para perusahaan penunjang rig akan tertarik untuk datang.
Disisi lain, Pendiri Reforminer Institute sekaligus Pengamat Migas Pri Agung Rakhmanto menilai aktivitas pengeboran (jumlah rig) merupakan salah satu indikator keriuhan aktivitas operasional lainnya. "Jika sulit (pengadaan rig), maka aktivitas disini kalah dengan tempat lain," jelas Pri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News