Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina (Persero) pesimistis bisa meningkatkan produksi Blok Rokan, Riau lantaran operator eksisting yakni Chevron tidak lagi berinvestasi untuk blok tersebut. Maklum, sebelumnya Kementerian ESDM sudah memutuskan memberikan Blok Rokan ke Pertamina dari sebelumnya dioperatori oleh Chevron.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina, Meidawati menyatakan, pada tahun ini Blok Rokan masih ditargetkan bisa berproduksi 200.000 barel per hari (bph). Namun dalam APBN-2019, Blok Rokan hanya ditargetkan berproduksi sebesar 180.000 bph.
Ini berarti sudah terjadi penurunan produksi minyak di Blok Rokan sebesar 20.000 bph dalam setahun. Meidawati menilai penurunan produksi Blok Rokan akibat tidak adanya investasi di blok tersebut menjelang masa terminasi yang baru habis kontrak tahun 2021.
Makanya Meidawati menjelaskan belum bisa memproyeksi produksi Blok Rokan pada tahun 2021 ketika diserahkan kepada Pertamina.
"Saya bilang biasanya semua blok-blok terminasi itu kan operatornya hampir bisa dibilang tidak lakukan investasi ya karena kan takut tidak balik. Berapanya (pada 2021) saya belum tahu lah, tapi di 2019 berdasarkan asumsi makro RAPBN itu Rokan produksinya 180.000 bph,"jelasnya.
Meidawati pun menyebut Pertamina sudah melakukan diskusi dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI) selaku operator Blok Rokan saat ini untuk untuk melakukan masa transisi di Blok Rokan seperti yang dilakukan Pertamina di Blok Mahakam. Namun sampai saat ini belum ada kepastian kapan masa transisi tersebut bisa dilakukan oleh Pertamina di Blok Rokan.
Untuk itu Pertamina pun pada tahun ini akan lebih fokus untuk untuk membayar bonus tanda tangan Blok Rokan. Besar bonus tanda tangan yang dibayar Pertamina untuk Blok Rokan mencapai US$ 784 juta.
Selain itu, Pertamina juga terus melakukan evaluasi untuk mencari mitra di Blok Rokan. Pasalnya pemerintah mewajibkan Pertamina memiliki mitra di Blok Rokan selain BUMD yang wajib menerima 10% hak partisipasi di Blok Rokan. "Kalau mitra kami sedang evaluasi, Kalau yang mau bermitra sih banyak,"ungkap Meidawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News