kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Geber mobnas, waspadai resistensi dari asing


Rabu, 25 Januari 2012 / 20:18 WIB
Geber mobnas, waspadai resistensi dari asing
ILUSTRASI. Penjualan Ritel. KONTAN/Baihaki/30/11/2020


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Upaya pemerintah dalam mengembangkan program mobil karya dalam negeri atau mobil nasional (Mobnas) harus mewaspadai resistensi dari perusahaan otomotif multinasional yang sudah eksis di Indonesia. Resistensi itu sangat mungkin terjadi karena pasar otomotif di Indonesia dikuasai oleh merek global terutama merek-merek dari Jepang.

Direktur Basis Industri Manufaktur (BIM) Panggah Susanto menjelaskan, resistensi perusahaan multinasional bermerek global bisa menjadi satu
hambatan tersendiri. "Perlu diwaspadai upaya-upaya dalam menghambat berkembangnya mobil nasional ini," kata Panggah membacakan jawaban Kementerian Perindustrian dalam RDP di Komisi VI DPR RI, Rabu (25/1).

Selain hambatan resistensi merek global, Kementerian Perindustrian memberikan catatan lain seperti supply chain dari industri komponen
nasional yang mayoritas UKM. Hal itu menyebabkan kualitas dan kontiuitas kurang terjaga.

Produksi merek baru juga belum didukung dengan jaringan after sales service. Padahal industri mobil sangat bergantung dari jaringan after
sales service dalam penyediaan sparepart, service, dan sales.

Menanggapi resistensi itu, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Hanura, Erik Satria Wardhana mengatakan pemerintah harus berani menghadapi tekanan dari pihak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) merek global yang ada di Indonesia. "Kalau bapak-bapak (Kementerian
Perindustrian) siap, kami (DPR) siap mem-back up," kata Erik.

Resistensi dari perusahaan multinasional memang cukup beralasan. Maklum, kehadiran merek lokal yang didukung dengan kebijakan pemerintah akan menjadi pesaing bagi perusahaan otomotif global dalam merebutkan pasar mobil di Indonesia. Apalagi pemerintah selama ini kerap merayu merek global agar mau menjadikan Indonesia sebagai basis produksi.

Dana investasi yang ditanamkan merek asing di Indonesia juga sangat besar. Investasi terbaru di antaranya oleh Astra Daihatsu Motor senilai US$ 400 juta, Suzuki Indomobil Motor senilai US$ 800 juta, Toyoto Motor Manufacturing Indonesia senilai US$ 200 juta dan Nissan Motor
Indonesia senilai US$ 100 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×