kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelar IFEX 2023, HIMKI Targetkan Transaksi Hingga US$ 1 Miliar


Kamis, 09 Maret 2023 / 17:53 WIB
Gelar IFEX 2023, HIMKI Targetkan Transaksi Hingga US$ 1 Miliar
ILUSTRASI. HIMKI menargetkan nilai transaksi dari ajang Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 mencapai US$ 1 miliar. KONTAN/Fransiskus SImbolon/13/04/2014


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan nilai transaksi dari ajang Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 mencapai US$ 1 miliar.

Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur mengungkapkan, nilai transaksi ini setara dengan 35% total nilai ekspor nasional yang sekitar US$ 3,5 miliar. Nantinya, total transaksi yang mencapai US$ 1 miliar ini bakal bersumber dari transaksi on the spot saat pameran berlangsung sebesar US$ 250 juta.

"Kedua, transaksi dari follow up pameran dalam tiga sampai empat bulan di angka US$ 750 juta," kata Abdul dalam Konferensi Pers IFEX 2023, Kamis (9/3).

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Kejar Target Ekspor Mebel dan Kerajinan US$ 5 Miliar pada 2024

Abdul melanjutkan, Gelaran IFEX 2023 diikuti oleh 112 negara dengan target 12 ribu buyer. Jumlah ini meningkat ketimbang ajang yang sama di Agustus tahun lalu di mana hanya dihadiri oleh 80 negara dengan 8000 buyer.

Nilai transaksi on the spot tahun lalu hanya mencapai US$ 120 juta. Selain itu, transaksi follow up pasca pameran pun juga masih terdampak konflik Rusia-Ukraina.

Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Pemasaran HIMKI Djudjuk Aryati menjelaskan, industri mebel dan kerajinan Indonesia mendapatkan angin segar selama dua tahun terakhir. Pasalnya, pandemi covid-19 yang melanda global membuat pesanan ekspor meningkat signifikan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni kebijakan lockdown yang dilakukan Pemerintah China serta belum stabilnya aktivitas industri mebel dan kerajinan dari Vietnam. Kondisi ini membuat buyer kedua negara tersebut mencari produsen alternatif di Indonesia.

Meski demikian, seiring pemulihan covid-19, industri mebel dan kerajinan Indonesia kini menghadapi tantangan dalam menggenjot pasar ekspor.

Baca Juga: Ekspor Produk Kerajinan Nasional Mencapai US$949 juta Sepanjang 2022

"Bisa dikatakan dampak dari dibukanya lockdown di Eropa dan selama dua tahun mereka panic buying ini jadi mereka punya overstok yang harus dihabiskan di semester pertama," jelas Djudjuk dalam kesempatan yang sama.

Dengan kondisi ini, Djudjuk menilai gelaran IFEX 2023 menjadi tolak ukur untuk kondisi pasar pada tahun ini.

Presiden Direktur Dyandra Promosindo Deswar Marpaung mengungkapkan, ajang IFEX 2023 dihadiri lebih dari 500 exibitor. 

"Hampir tidak ada ruang kosong dan produk-produk yang ditampilkan juga lebih baik" ungkap Deswar.

Deswar menambahkan, pameran yang berlangsung dari 9 Maret hingga 12 Maret 2023 ini diharapkan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekspor produk furnitur mengingat pasar utamanya memang adalah pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×