kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Presisi (PPRE) raih kontrak baru Rp 813,2 miliar di kuartal I-2021


Minggu, 02 Mei 2021 / 10:25 WIB
PP Presisi (PPRE) raih kontrak baru Rp 813,2 miliar di kuartal I-2021
ILUSTRASI. Logo grup PT PP.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) semakin gencar mengincar sektor-sektor pertambangan, khususnya komoditas nikel. Menggenggam kontrak baru sebesar Rp 813,2 miliar pada periode kuartal I-2021, segmen jasa pertambangan mendominasi raihan kontrak PPRE.

Direktur PT PP Presisi Tbk Benny Pidakso membeberkan, capaian kontrak baru yang diperoleh hingga kuartal I-2021 mencapai Rp 813,2 miliar atau sekitar 22% dari total target kontrak baru PPRE sebesar Rp 3,7 triliun di tahun ini. 

Komposisi kontrak baru PPRE per kuartal I itu ditopang oleh segmen jasa tambang sebesar Rp 569,3 miliar atau sekitar 70% dari total kontrak.

Selanjutnya disumbangkan oleh segmen pekerjaan sipil sebesar Rp 203,3 miliar (25%). Sisanya berasal dari lini bisnis pekerjaan struktur (1%), production plant (1%), dan rental alat berat (2%). Secara umum, kinerja PPRE tersebut tumbuh sekitar 51% dibandingkan kuartal I tahun lalu.

Baca Juga: Penerbitan obligasi PTPP tetap berjalan sesuai rencana

Pada tahun 2020, Benny menyampaikan PPRE telah merintis prospek-prospek jasa tambang yang akan direalisasikan pada tahun ini. Sepanjang 2020, kontribusi dari segmen jasa tambang PPRE masih terbilang kecil, yang dikontribusikan melalui anak usaha, PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA) dengan jenis jasa tambang batubara. 

Pada tahun 2021, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini memproyeksikan kontrak dari jasa tambang bisa berkontribusi hingga 15%-20%. Adapun, pengerjaan jasa tambang yang digarap PPRE meliputi pembangunan infrastruktur tambang (antara lain jalan hauling, pelabuhan, conveyor), serta penambangan nikel dan batubara seperti pengupasan tanah (overburden), pengangkutan dan loading ke tongkang.

Untuk periode kuartal I-2021, PPRE sudah merealisasikan kontrak baru dari jasa tambang nikel di Morowali sebesar Rp 445 miliar. Proyek yang didapat PPRE sudah berjalan mulai akhir Maret. 

Benny bilang, kontrak dari jasa pertambangan nikel inilah yang memberikan kontribusi pada peroleh kontrak baru PPRE.

"Saat ini kami juga tengah menggarap prospek lainnya pada jasa tambang nikel, yakni pada daerah Konawe, Kolaka dan Morowali. Sedangkan untuk jasa tambang batubara saat ini kami sedang tahap finalisasi beberapa prospek antara lain di daerah Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan," ungkap Benny saat dihubungi Kontan.co.id beberapa hari lalu.

Adapun, pada tahun ini PPRE membidik pendapatan sebesar Rp 3,4 triliun dengan laba bersih Rp 145 miliar. Meski belum merinci, tapi Benny menyampaikan, pendapatan PPRE per kuartal I-2021 mencapai Rp 665,4 miliar atau setara 20% dari target.

Sedangkan hingga kuartal I-2021, PPRE berhasil mengempit laba bersih Rp 30,8 miliar atau sekitar 21% dari target. "Pencapaian ini tentunya menjadi katalis positif bagi perusahaan dalam periode pemulihan ekonomi serta perbaikan kondisi nasional dengan adanya program vaksinasi covid," ungkap Benny.

Baca Juga: PP Presisi (PPRE) kantongi kontrak baru jasa pertambangan nikel di Morowali

Target pendapatan dan laba bersih pada tahun ini akan dikontribusikan dari masuknya PPRE pada diversifikasi usaha di bidang jasa pertambangan. Terutama pada jasa pertambangan nikel dan batubara. 

"Sektor nikel saat ini dan ke depannya masih akan booming sebagai bahan baku baterai listrik. Batubara juga akan lebih stabil ke depannya karena diperlukan juga sebagai bahan bakar PLTU untuk smelter dan sebagai bahan baku gasifikasi," jelas Benny.

Untuk menyokong target tersebut, tahun ini PPRE mengalokasikan belanja modal (capex) dengan anggaran Rp 336 miliar. 
Hingga kuartal I-2021, capex yang terserap 8% atau sebesar Rp 28 miliar. Capex tersebut dialokasikan untuk menambah kapasitas alat berat guna mendukung pekerjaan pada sektor jasa tambang nikel yang telah berjalan di kuartal I-2021. 

"Dengan proyeksi kontribusi jasa tambang hingga 20% pada 2021, capex 2021 dialokasikan sebesar 50% - 60% untuk mendukung sektor jasa tambang tersebut," pungkas Benny.

Selanjutnya: PP Presisi (PPRE) membidik total kontrak lebih dari Rp 1,5 triliun di kuartal kedua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×