kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot kinerja, Sariguna Primatirta (CLEO) akan bangun pabrik baru di Balikpapan


Minggu, 09 Mei 2021 / 12:54 WIB
Genjot kinerja, Sariguna Primatirta (CLEO) akan bangun pabrik baru di Balikpapan
ILUSTRASI. Air mineral merk Cleo produksi PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) optimistis dapat meraup kinerja yang positif di tahun ini. Hal itu seiring dengan program vaksinasi Covid-19 dan juga pemulihan ekonomi nasional yang sudah digencarkan pemerintah sejak awal tahun 2021.

Vice President Director CLEO Melisa Patricia mengungkapkan, perusahaan juga telah mencanangkan sejumlah rencana bisnis baru di tahun ini. Yang salah satunya adalah rencana ekspansi pabrik baru di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

"Agenda bisnis perusahaan di tahun ini pengembangan pabrik yang sudah ada seperti Citeureup dan Bojonegoro dan rencana ekspansi pabrik baru di Balikpapan," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/5). 

Namun sayang, Melisa tidak memerinci lebih detail terkait rencana ekspansi bisnisnya tersebut. Yang terang, melalui rencana ekspansi itu, CLEO optimistis dapat membukukan pertumbuhan penjualan di atas rata-rata realisasi pertumbuhan industri AMDK di penghujung tahun 2021.

"Belum bisa dikonfirmasi. Minimal di atas pertumbuhan ekonomi rata-rata," jelas Melisa. Adapun, hingga saat ini CLEO telah memiliki 27 jaringan pabrik AMDK yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. 

Baca Juga: Simak strategi Sariguna Primatirta (CLEO) lanjutkan kinerja positif hingga akhir 2021

 

Optimisme perusahaan bukan tanpa alasan. Mengingat kinerja perusahaan  di kuartal I-2020 yang ciamik jadi acuan. Melansir laporan keuangan perusahaan, laba bersih CLEO naik 18% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 41,84 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. 

Meskipun laba bersih CLEO naik, sebenarnya penjualan perusahaan turun 12,5% yoy dari Rp 271,52 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 237,199 miliar di periode yang sama tahun ini. 

Melisa menjelaskan, penurunan penjualan utama terjadi akibat kebijakan pemerintah dalam membatasi kegiatan masyarakat sejak bulan Januari lalu, seperti kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan PPKM Mikro yang masih berjalan hingga saat ini. 

Alhasil, permintaan terhadap produk CLEO pun berkurang sejak awal tahun ini. "Penurunan penjualan karena dampak pandemi dengan adanya kebijakan PPKM, sehingga permintaan akan produk kemasan botol dan gelas belum pulih di kuartal I-2021," ujarnya. 

Guna mendukung rencana bisnisnya di tahun ini, CLEO mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar. Dana tersebut akan digunakan antaranya untuk pembangunan pabrik baru, pemeliharaan mesin, dan penambahan utilitas perusahaan. 

Selanjutnya: Ekspansi ke bisnis air bersih, Rukun Raharja (RAJA) bidik wilayah Jawa dan Sumatra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×