kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Geo Dipa Energi siap terima suntikan dana hingga US$ 20 juta dari ADB


Rabu, 22 Mei 2019 / 20:42 WIB
Geo Dipa Energi siap terima suntikan dana hingga US$ 20 juta dari ADB


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Geo Dipa Energi (Persero) sepanjang tahun 2019 akan berfokus menyelesaikan tiga proyek yakni dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng Unit II, Patuha Unit II dan proyek skala kecil 10 MWe PLTP Dieng.

Proyek skala kecil 10 MWe PLTP Dieng menurut Direktur Keuangan Geo Dipa Ikbal Nur memiliki besaran investasi sekitar US$ 22 juta hingga US$ 23 juta. "Sebagian pendanaan sudah kita dapatkan kepastian lewat Asian Development Bank (ADB) dengan nilai maksimum US$ 20 juta," ungka Ikbal, di kantor Geo Dipa, Rabu (22/5).

Adapun sisanya akan ditanggung lewat kas perusahaan. Direktur Utama Geo Dipa Riki Ibrahim menyebut proses pendanaan telah sampai ke tahap promising processin.

Lebih jauh Riki menyebut, proyek small scale ini akan menggandeng PT Multi Sarana Infrastruktur (SMI). "Sekitar tanggal 10 atau 11 Juli akan penandatanganan kontrak kerjasama," ujar Riki, Rabu (22/5).

Proyek small scale ini ditargetkan rampung pada tahun 2020, Riki optimistis rencana ini dapat terealisasi melihat kapasitas yang tidak begitu besar. Menurutnya akan dibutuhkan waktu paling lama 18 bulan.

Riki menyebut untuk saat ini perseroan akan berfokus pada proyek yang ada dan belum berminat mengincar proyek baru. "Selain faktor lokasi (masuk kawasan hutan konservasi dan hutan lindung), efesiensi biaya untuk mencapai keekonomian harga listrik juga jadi pertimbangan kami," ujar Riki.

Perusahaan menyebut, harga listrik ditanah air masih menjadi tantangan. Sebagai contoh, untuk pembangunan PLTP berkapasitas 50 MWe hingga 100 MWe memerlukan biaya setidaknya US$ 3 juta - US$ 4 juta per megawatt atau dapat dikatakan untuk biaya pengembangan pembangkit listrik panas bumi mencapai US$ 150 juta hingga US$ 400 juta.

Adapun dua unit PLTP Dieng Unit II dan Patuha Unit II, mengutip laporan Kontan.co.id nilai investasi yang telah masuk proyek tersebut sebesar US$ 300 juta yang berasal dari Asia Development Bank (ADB).

Bahkan kedepannya, ADB direncanakan siap memberikan tambahan pendanaan sebesar US$ 300 juta untuk tahap kedua. Bahkan World Development Bank juga menawarkan pendanaan untuk pengembangan WKP Arjuno Welirang. Pembiayaan pengembangan proyek penyediaan listrik akan semakin terbantu jika harga jual listrik sudah sesuai dengan keekonomian proyek.

Pembangkit berkapasitas masing-masing 60 MWe ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas PLTP yang diperasikan perseroan hingga 270 Mwe di tahun 2023 mendatang.

Dalam kesempatan tersebut Riki turut menanggapi pencapaian perseroan di kuartal pertama 2019. "Pada kuartal pertama realisasi kami masih kurang, tapi kita optimistis bisa mengejar di kuartal berikut," ujar Riki.

Ikbal menambahkan, pada kuartal pertama terjadi miss produksi sebesar 17 GWh dari PLTP Dieng. Selain hal tersebut, terlambat beroperasinya sejumlah sumur diklaim sebagai penyebab belum moncernya realisasi di kuartal pertama. "Sumbernya dari 5 sumur di Dieng yang terlambat memulai operasi," ungkap Ikbal.

Sementara itu, Riki memastikan pada September mendatang perseroan memang merencanakan maintenance, namun hal tersebut sudah diantisipasi sehingga ia meyakini kinerja perseroan dapat membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×