kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,53   1,89   0.20%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GIMNI: Tiga perusahaan sawit berminat menggunakan teknologi pengolah limbah sawit


Minggu, 26 Mei 2019 / 12:16 WIB
GIMNI: Tiga perusahaan sawit berminat menggunakan teknologi pengolah limbah sawit


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha kelapa sawit menyambut positif tawaran teknologi pengolah limbah pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) dari  Jepang. Bahkan pada tahun ini sudah ada tiga perusahaan sawit di Indonesia yang menyatakan berminat menggunakan teknologi bernama Novel Algae hasil inovasi Universitas Tsukuba di Jepang. tersebut.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, ketiga perusahaan yang sudah berminat tersebut adalah  PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Cargill Indonesia. "Mereka sudah eager (berminat). Nanti tiga ini langsung komersial karena di Jepang sendiri sudah ada contohnya," ujarnya, Jumat (24/5).

Menurut Sahat, teknologi Novel Algae ini berpotensi menjadikan Indonesia sebagai penghasil omega-3 terbesar di dunia. Tak hanya dapat digunakan untuk bahan baku industri farmasi untuk pembuatan suplemen maupun bahan campuran beras, omega-3 nantinya juga dapat diekspor ke negara-negara lain.

"Jadi walaupun harga sawit sendiri rendah saat ini, tapi pendapatan petani tetap bisa tinggi karena ada potensi pengolahan limbah ini. Petani bisa dapat harga yang lebih bagus," ujar Sahat usai acara.

Sahat menggambarkan, dari produksi 45 ton kelapa sawit per jam biasanya dihasilkan sekitar 20% atau 9 ton CPO per jam. Dari 9 ton CPO tersebut, dihasilkan sebanyak 5,4 ton bi-liquid pal oil (BLPO) yang merupakan bahan dasar POME yang nantinya diolah dengan teknologi Novel Algae.

"Tinggal dihitung per harinya dikali 18 jam sesuai waktu operasional. Sangat besar itu," pungkasnya.

Ia memperkirakan, nilai investasi satu unit teknologi Novel Algae ini berkisar US$ 6,5 juta hingga US$ 7 juta. Tahun ini, sebanyak tiga perusahaan produsen minyak kelapa sawit akan mulai memanfaatkan teknologi tersebut dan pengoperasiannya secara masif mulai tahun 2020.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, saat ini pabrik CPO Indonesia memproduksi sekitar 455.000 ton POME per hari. Pada 2030, diperkirakan limbah POME yang mengandung polusi gas metana berbahaya tersebut akan mencapai 130 juta ton.

"Ini adalah adalah limbah besar yang dibebani ke lingkungan. Belum lagi CO2 dan efek berbahaya lainnya," ujarnya saat menjadi pembicara kunci dalam acara Biobased (Circular) Economy Investment Forum.

Padahal, lanjut dia, limbah POME tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan DHA yang berkualitas dan harga tinggi, seperti Omega-3. Caranya, dengan media pengembangbiakkan Teknologi Novel Algae hasil inovasi Universitas Tsukuba di Jepang.

Dengan teknologi tersebut, Darmin mengatakan, Indonesia memiliki peluang memperoleh pengembalian finansial dan lingkungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis perkebunan dasar. Sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, teknologi Novel Algae ini akan sangat menguntungkan lantaran bisa mengubah "sampah" menjadi uang.

"Setidaknya bisa menjadi investasi yang baik, potensi ekspor yang baik, penyelesaian masalah limbah, dan yang paling penting peningkatan skala perekonomian industri kelapa sawit nasional," ujarnya.

Darmin menyebut, teknologi Novel Algae ini baru saja diperkenalkan oleh pihak Jepang kepada industri di Indonesia. Nantinya terbuka potensi investasi teknologi ini pada masing-masing perusahaan kelapa sawit secara business-to-business.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×