kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

GIPI: Kerugian industri pariwisata akibat virus corona capai US$ 9 juta


Selasa, 04 Februari 2020 / 21:48 WIB
GIPI: Kerugian industri pariwisata akibat virus corona capai US$ 9 juta
ILUSTRASI. Jumlah wisatawan ke Bali berkurang akibat virus corona


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk antisipasi penyebaran virus corona membuat industri pariwisata dalam negeri terguncang. Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mencatat, sudah ada 9.000 pembatalan kunjungan turis mancanegara ke Bali sejak Pemerintah menutup pintu bagi kunjungan dari dan ke China karena penyebaran virus corona.

Industri pariwisata domestik memang sangat terpukul dengan keputusan tersebut sebab turis asal China menduduki tempat terbanyak sebagai pengunjung di Indonesia. Tak hanya itu, turis asal Negeri Tirai Bambu terkenal menghabiskan biaya rata-rata mencapai US$ 1.000 saat berada di Indonesia.

"Turis dari China yang datang ke Indonesia mencapai dua juta per tahun, jika dikalikan US$ 1.000, potensinya sangatlah besar. Nah kali ini, dengan catatan 9.000 wisatawan, maka potensi kerugian bisa mencapai US$ 9 juta. Namun semoga ini tidak berlarut lama," ucap Didien kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Baca Juga: Jokowi minta kalkulasi dampak ekonomi bagi Indonesia akibat virus corona

Ia melanjutkan, hal itu turut berimbas pada tingkat okupansi hotel, khususnya di Bali. Menurutnya, turis asal Tirai Bambu bahkan menyumbang sekitar 70% keterisian kamar hotel di Bali.

Sebagai langkah antisipasi, GIPI akan gencar mendekati sejumlah agen pariwisata di Amerika dan Eropa untuk menambal kekosongan yang ditinggalkan oleh China. Caranya dengan memberikan saran pengalihan destinasi wisata yang sebelumnya ke China untuk selanjutnya menuju Indonesia.

"Pada kuartal II, mereka mau masuk summer holiday, jadi turis asal Amerika dan Eropa yang tidak akan ke China ini, akan tertarik ke Indonesia. Kami usul supaya liburan ke Indonesia saja," lanjutnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), China merupakan negara terbesar kedua setelah Malaysia menurut daerah asal turis mancanegara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) wisman China yang datang ke Indonesia rerata berjumlah 150.000 kunjungan setiap bulannya.

Terakhir, BPS menyebut bahwa jumlah turis asal China yang datang ke Tanah Air selama Desember 2019 berjumlah 154.000 kunjungan, atau sekitar 11,2% dari keseluruhan wisman yang datang ke Tanah Air.

Baca Juga: Jokowi minta Indonesia manfaatkan ceruk peluang akibat virus korona

Angka tersebut melonjak dibandingkan dengan November 2019 yang tercatat sebanyak 147.000 kunjungan atau setara dengan 11,4% dari seluruh turis asing yang melancong ke Indonesia.

Dari total wisman secara tahunan, pada 2019 diketahui terdapat 16,1 juta kunjungan. Capaian itu tumbuh tipis 1,8% dibandingkan periode yang sama 2018 dengan jumlah 15,8 juta kunjungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×