Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dikky Setiawan
TANGERANG. Gapura Kencana Abadi (GKA) Land makin mengoptimalkan proyek di pinggiran Jakarta. Pengembang yang masih terafiliasi dengan Grup Gapura Prima ini berencana merampungkan pengerjaan tutup atap menara kedua dari proyek apartemen Amethyst yang berada di bilangan Bintaro.
Langkah ini muncul setelah GKA Land menyelesaikan pengerjaan tutup atap menara pertama dari proyek tersebut. Adapun proyek ini nantinya terdiri empat menara.
"Proyek ini sudah kami luncurkan 2013. Saat ini yield-nya sudah mencapai 50%," kata Dedi Setiadi, Presiden Direktur GKA Land, saat penutupan atap (topping off) menara Amethyst, Sabtu (28/5).
Menurut Dedi, pihaknya menargetkan pengerjaan tutup atap menara kedua apartemen tersebut bisa terlaksana dalam enam bulan ke depan. Adapun proyek Amathyst ini merupakan salah satu proyek dari proyek properti terpadu GKA Land di Bintaro.
Selain hunian jangkung, bakal ada satu hotel serta pusat belanja di atas lahan 1,3 hektare (ha). Untuk membangun proyek apartemen, GKA Land mengeluarkan dana Rp 500 miliar. Namun Dedi tidak merinci nilai investasi dari seluruh proyek.
Dedi mengklaim proyek ini mendapat respon positif dari pasar. Dengan harga jual terendah Rp 500 juta per unit, penjualan apartemen di dua menara tersebut sudah mencapai 80%.
Selain proyek di Bintaro, GKA Land juga tengah menggarap proyek yang tengah berjalan, yaitu Bogor Icon. Proyek senilai Rp 220 miliar ini juga merupakan properti terpadu yang terdiri dari apartemen, perkantoran, dan hotel dengan kapasitas 345 kamar.
Setelah menggarap dua proyek ini, GKA Land masih berencana menggarap satu proyek anyar lagi di sekitar Bintaro. Lokasi ini sengaja dipilih lantaran menjadi salah satu area prospektif dan sudah ada akses jalan tol.
Untuk sementara, Dedi belum bersedia memberi informasi secara detil soal proyek anyar ini. Yang jelas, proyek ini masih sama dengan proyek Amethyst yakni berupa hunian jangkung.
Dedi juga enggan menyebut target pendapatan di akhir tahun ini. Yang jelas, ia berharap relaksasi loan to value bisa dongkrak bisnis properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News