Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Distributor ponsel PT Global Teleshop Tbk menargetkan laba bersih tahun ini tumbuh 15%-25% year-on-year menjadi Rp 130,17 miliar hingga Rp 141,49 miliar. Pada 2012, emiten berkode saham GLOB ini mencatatkan laba bersih Rp 113,19 miliar, naik 45,77% dari laba 2011.
Manajemen Global Teleshop optimistis, laba bersihnya naik lantaran ditunjang proyeksi pendapatan yang juga tinggi di tahun ini. GLOB membidik pendapatan Rp 3,55 triliun, tumbuh 20% daripada pendapatan tahun lalu senilai Rp 2,96 triliun.
Proyeksi pendapatan itu sejalan dengan target ekspansi Global Teleshop di tahun ini. "Kami ingin membangun 40 gerai di kota utama di Indonesia dan di pusat perbelanjaan yang segmentasinya menengah atas," ucap Direktur Keuangan Global Teleshop, Januar Chandra ketika dihubungi KONTAN, Senin (1/4).
Untuk mendanai ekspansi itu, pengelola Global Teleshop menyiapkan belanja modal Rp 20 miliar. Jadi, rata-rata investasi satu gerai baru mencapai Rp 500 juta. Dana berasal dari kas internal dan pinjaman bank. Namun, mayoritas dana tetap dari kas internal.
Pertumbuhan bisnis ritel produk telekomunikasi di Indonesia mulai beralih ke penjualan produk ponsel pintar. Untuk itu, tahun ini, Global Teleshop akan fokus menjual produk ponsel pintar dan tablet. Selama ini, penjualan ponsel pintar dan tablet berkontribusi hampir 75% dari total pendapatan Global Teleshop. "Kami akan fokus menjual ponsel pintar, utamanya menyasar segmen menengah ke atas," kata Januar.
Di gerai Global Teleshop, produk ponsel yang laris lebih dari 50% adalah ponsel pintar dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per unit. Penjualan ponsel dengan brand Apple terus meningkat. Sehingga, Global Teleshop akan menambah produk Apple di gerainya.
Dengan gencar berekspansi ke ritel, Januar berambisi menaikkan persentase kontribusi pendapatan lini bisnis ritel telekomunikasi. Selama ini, bisnis Global Teleshop masih didominasi lini bisnis penjualan kartu SIM dan voucer isi ulang. "Tahun ini, kami menargetkan kontribusi pendapatan bisnis ritel tumbuh menjadi 36%-37% dari pendapatan konsolidasi. Pada tahun lalu, kontribusinya sebesar 34%, sisanya 66% masih berasal dari bisnis simcard dan voucer," kata Januar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News