Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) akan fokus memaksimalkan bisnis aviasi pada 2021 mendatang.
VP Corporate Secretary & Legal Garuda Maintenance Facility Aero Asia Rian Fajar mengatakan, fokus bisnis perseroan pada 2021 akan tetap memaksimalkan pendapatan dari sektor bisnis aviasi. GMF Aero Asia tengah memperkuat segmen airframe dan line maintenance melalui rencana perluasan layanan hanggar yang dikembangkan di Denpasar untuk memaksimalkan potensi market di wilayah Indonesia Timur.
"Karena seperti yang di ketahui, tingkat okupansi penerbangan meningkat sejak Mei 2020 kemarin. Dari laporan kuartal III-2020 sektor bisnis line maintenance GMF meningkat hingga 77% akibat meningkatnya volume penerbangan domestik maupun internasional terbatas Diperkirakan tren ini akan semakin positif hingga tahun 2021 nanti," ujar Rian kepada kontan.co.id, Selasa (22/12).
Menurutnya, masyarakat yang terbang dengan menggunakan pesawat udara saat ini sudah semakin paham dan taat dalam mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku baik sebelum, berada dalam pesawat serta saat berada di destinasi tujuan masing-masing.
Memasuki kuartal IV-2020, GMF telah menerima beberapa permintaan untuk melakukan pengerjaan project redelivery tersebut. Peningkatan project redelivery menjadi salah satu pendorong peningkatan jumlah event pada sektor bisnis airframe maintenance, sehingga mampu tumbuh 13% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Pesanan yang Semula Tertunda Kembali Menghampiri Garuda Maintenance (GMFI)
Perseroan saat ini juga masih dalam proses pengembangan capability serta securing pekerjaan pesawat angkut militer dan explore untuk project lainnya. Pengembangan bisnis ke area non-aviasi juga terus di lakukan melalui peningkatan volume bisnis perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) yang berhasil dicapai di tahun 2020 ini dan memaksimalkan potensi pekerjaan perawatan pesawat milik industri pertahanan.
Karena menurut Rian, potensi pasar untuk melakukan perawatan pada mesin-mesin turbin pada area pertambangan, minyak dan gas masih sangat luas. Kerja sama dengan OEM serta partner-partner lainnya diharapkan dapat meningkatkan volume bisnis ini.
"Hal ini tentunya untuk mendukung strategi jangka panjang GMF yang mengedepankan konsolidasi global serta diversifikasi usaha," katanya.
Rian menyebut, saat ini proporsi pendapatan dari Industri Pertahanan maupun Non-Aviasi lainnya kurang dari 5% dari total pendapatan Perseroan dan ditargetkan untuk tumbuh sangat signifikan yang dapat menunjang Pendapatan Perseroan ke depannya.
"MRO untuk IGTE akan lebih digenjot untuk bisa memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total pendapatan perseroan secara jangka panjang," imbuh Rian.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, pendapatan GMFI hanya senilai US$ 191,82 juta atau turun 48,11% dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu US$ 369,67 juta.
Penyusutan pendapatan dan beban membuat GMFI rugi hingga US$ 160,60 juta, berbalik dari posisi laba US$ 9,40 juta pada September 2019. Adapun, bisnis penerbangan sejak awal tahun memang menjadi salah satu yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Meningkatnya jumlah aktivitas penerbangan berdampak positif bagi GMF AeroAsia (GMFI)
Dilihat dari lini usaha, pendapatan repair and overhaul (perbaikan dan perawatan) masih berkontribusi besar terhadap total pendapatan sebesar 69,84% atau US$ 133,98 juta. Nilai tersebut turun 53,73% dari realisasi pada akhir kuartal III-2019 senilai US$ 289,60 juta.
Selanjutnya, pendapatan dari perawatan sebesar US$ 37,25 juta dan operasi lainnya US$ 20,59 juta. Keduanya berkontribusi terhadap total pendapatan GMFI masing-masing sebesar 19,41% dan 0,10%.
"Perseroan akan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30%-40% dari tahun 2020. Hal ini akan dimaksimalkan dengan pola efisiensi dan efektivitas bisnis di internal Perseroan sebagai salah satu langkah recovery di masa pandemi ini," pungkas Rian.
Selanjutnya: Garuda Maintenance (GMFI) membukukan pendapatan US$ 191,83 juta pada kuartal III
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News