Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), yakni PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, menargetkan kenaikan pendapatan sekitar 30% tahun ini, atau menjadi US$ 260 juta dari pendapatan 2012 yang sebesar US$ 200 juta.
Salah satu langkah untuk menggapai target tersebut adalah lewat pembangunan hanggar keempat GMF AeroAsia serta mengoptimalkan tiga hanggar yang kini dimiliki. "Pembangunan hanggar keempat untuk pesawat berbadan kecil baru saja diresmikan akhir bulan lalu," ujar Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budianto, akhir pekan lalu.
Pembangunan hanggar di bandara Soekarno-Hatta tersebut memakan dana sebesar Rp 500 miliar. Bila hanggar seluas 64.000 m2 tersebut bisa beroperasi di 2014, Budianto optimistis, pendapatan GMF bisa digeber hingga mencapai US$ 340 juta.
GMF juga sedang menyusun kerjasama dengan 10 perusahaan di industri penerbangan tahun ini. Setelah bekerjasama dengan Aerospace, mereka tengah menyiapkan kerjasama dengan Airbus.
Richard bilang, saat ini pasar perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) domestik diprediksi bisa mencapai US$ 850 juta. Namun, dari pasar sebesar itu, hanya sekitar 30% saja yang ditangani bengkel pesawat dalam negeri. Sisanya terbang ke bengkel di luar negeri. "Ini peluang," katanya.
Saat ini, klien utama GMF adalah Garuda Indonesia. Apalagi jumlah pesawat Garuda bakal bertambah 194 unit hingga 2015. Sebagian dari tambahan pesawat itu berbadan kecil.
Hanggar keempat ini mempunya kapasitas 16 pesawat berbadan kecil, seperti Airbus tipe A320, Boeing B737 Seri NG, dan Bombardier seri CRJ-1000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News