Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kelesuan pasar kendaraan bermotor sejak awal tahun ini berdampak pada produsen ban. Tidak terkecuali bagi PT Goodyear Indonesia Tbk, produsen ban merek Goodyear.
Presiden Direktur PT Goodyear Indonesia Tbk, Marco H. Vlasman, tak heran jika banyak produsen otomotif melaporkan penurunan penjualan dan pengurangan produksi. Penguatan dollar Amerika Serikat (AS) yang melemahkan rupiah menjadi biang keladi. Pelemahan mata uang garuda itu tak cuma berdampak negatif bagi industri otomotif tapi juga industri lain.
Tak mau tinggal diam, Goodyear ingin menggenjot pasar ekspor. "Keinginan itu pasti ada. Apalagi kami punya pabrik yang kapasitas produksinya masih bisa ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor," jelas Vlasman dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (27/5).
Dalam paparan publik itu, Goodyear memaparkan dua segmen penjualan per akhir 2014. Pertama, segmen konsumer. Di segmen ini, perusahaan berkode saham GDYR di Bursa Efek Indonesia itu mengaku 70% pendapatan berasal dari penjualan ekspor. Sisanya, 25% dari pasar suku cadang domestik dan 5% dari pasar original equipment manufacture (OEM).
Kedua, segmen komersial berupa ban truk dan ban bus. Komposisi pendapatan segmen ini adalah 81% pasar suku cadang domestik, 14% ekspor, dan 5% pasar OEM.
Laporan keuangan Goodyear yang berakhir 31 Desember 2014 menyajikan data penjualan ekspor sebesar US$ 70,49 juta. Nilai itu setara kontribusi 43,85% terhadap total pendapatan senilai US$ 160,77 juta. Sebanyak 56,15% pendapatan akan ditopang oleh penjualan domestik.
Sejak tahun 2012, penjualan ekspor Goodyear masih di bawah porsi penjualan domestik. Tiga tahun lalu, penjualan ekspor berkontribusi 48,55% terhadap total pendapatan US$ 203,40 juta. Lantas, kontribusi penjualan ekspor di 2013 adalah 43,70% terhadap total pendapatan senilai US$ 184,38 juta.
Meski berhasrat membesarkan penjualan ekspor, Vlasman tidak mau menyebutkan target incarannya tahun ini. Dia beralasan, target tersebut tergantung permintaan pasar mancanegara.
Manajemen Goodyear hanya bilang bahwa sudah menjamah 56 negara tujuan ekspor. Selain menjual ban kepada pihak ketiga, perusahaan itu juga memasok ban kepada induk usaha, The Goodyear Tire & Rubber Company yang berbasis di Amerika Serikat.
Tambah jalur distribusi
Sembari merajut mimpi membesarkan pasar ekspor, Goodyear berencana memperluas jalur distribusi di pasar domestik. Ekspansi penambahan jalur distribusi itu akan mencuil dana belanja modal tahun ini.
Tanpa menyebutkan total dana belanja modalnya, Goodyear juga akan memakai dana itu untuk rencana kerja lain. "Yang jelas, kami sudah menyiapkan belanja modal dalam jumlah yang besar. Belanja modal itu akan dipakai untuk pengembangan produk dan peningkatan kapasitas produksi," kilah Vlasma.
Goodyear juga pelit informasi soal target kinerja tahun ini. Manajemen perusahaan itu hanya memberikan gambaran target pertumbuhan kinerja tahun ini double digit.
Sebagai informasi, tahun lalu, perusahaan itu menambah gerai sebanyak 50% dari total gerai di akhir tahun 2013. Dus, jumlah gerai per akhir 2014 adalah 102 gerai.
Sejauh ini, Goodyear mengandalkan aktivitas produksi dari pabrik di Bogor, Jawa Barat. Kapasitas produksi terpasang pabrik itu 12.000 ban per hari. Goodyear mengaku kapasitas itu masih bisa dimaksimalkan sesuai dengan permintaan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News