Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Greenwood Sejahtera Tbk memilih memanfaatkan waktu tiga bulan yang tersisa di tahun ini, untuk memikirkan strateginya pada tahun depan. Perusahaan itu mencari sumber dana belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk membiayai proyek.
Ada tiga sumber dana capex yang perusahaan persiapkan. Pertama, pinjaman perbankan. Greenwood tengah menjajaki pinjaman dari dua bank dengan target perolehan utang Rp 400 miliar. "Tinggal persetujuan saja. Jadi dalam waktu dekat penandatanganan resminya," ujar Harry Gunawan Ho, Direktur Utama Greenwood Sejahtera, (3/10).
Kedua, penerbitan surat utang senilai Rp 1,5 triliun.Perusahaan berkode GWSA di Bursa Efek Indonesia itu berencana menerbitkan surat utang tahap I pada November 2014 senilai Rp 500 miliar. Namun dari target perolehan dana surat utang itu, perusahaan hanya akan mencuil 40% dari kebutuhan capex, atau Rp 200 miliar saja.
Ketiga, pendapatan penjualan atawa marketing sales. Perusahaan itu akan menggunakan duit hasil menjual unit perkantoran proyek TCC Batavia Tower 1 di Jakarta.
Linda Halim, Sekretaris Perusahaan Greenwood Sejahtera mengaku 70% ruang perkantoran TCC Batavia Tower 1 sudah laku. Sementara 20% di antaranya telah disewa oleh IMPACT, perusahaan asal Jepang dengan masa sewa lima tahun. "Kami targetkan sisa 10%, atau empat lantai, kosong akan terjual semua akhir tahun ini," ujar Linda.
Duit alokasi capex Rp 600 miliar dari tiga sumber dana itu akan digunakan untuk membiayai tiga proyek. Dua proyek berada di Jakarta yakni TCC Batavia Tower 2 dan superblok di Duri Kosambi, dekat dengan Jakarta outer ring road (JORR).
TCC Batavia Tower 2 tak lain adalah kelanjutan dari proyek TCC Batavia Tower 1. Perusahaan itu mengaku tinggal menunggu izin pondasi yang diprediksi akan keluar dalam seminggu hingga dua minggu ke depan. Dus, perusahaan itu menargetkan bisa lekas merealisasikan pembangunan pada akhir tahun ini.
Harry belum bersedia menyebutkan detail rencana pembangunan TCC Batavia Tower 2. Dia hanya bilang, target penjualan proyek itu dan TCC Batavia Tower 1 adalah Rp 5 triliun.
Akuisisi lahan
Sementara untuk proyek supberlok di Duri Kosambi, Greenwood menargetkan proses pembangunan akan dimulai tahun 2015. Sejauh ini, perusahaan itu telah mengakuisisi lahan seluas 5.000 meter persegi (m²). “Nantinya akuisisi lahan di JORR minimal itu 2 hektare. Sekarang masih tahap awal,” kata Harry tanpa menyebutkan nilai pembelian lahan itu.
Satu proyek lain yang akan dibiayai Greenwood adalah superblok bernama Capital Square di Surabaya, Jawa Timur. Proyek itu menelan total biaya investasi Rp 2 triliun.
Saat ini, Capital Square terdiri dari 458 unit apartemen. Sejak ditawarkan ke pasaran pada September 2014, Greenwood sudah melego 130 unit apartemen.
Rencana Greenwood di masa mendatang adalah mendirikan tiga menara di proyek Capital Square. Selain apartemen, perusahaan itu akan membangun perkantoran dan mal. Luas area proyek itu adalah 1,4 hektare (ha).
Greenwood berencana mulai melego unit-unit proyek itu pada November 2014. Targetnya, hasil penjualan unit-unit proyek Capital Square bisa masuk catatan pembukuan keuangan 2015. Perusahaan itu mendamba meraup Rp 3 triliun dari penjualan semua unit pada proyek di Ibu Kota Jawa Timur itu.
Sebagai informasi, sejauh ini proyek TCC Batavia Tower 1 menyumbang pendapatan hingga 80% terhadap total pendapatan penjualan Greenwood. Lantas, sisanya 20% dari Capital Square.
Hingga akhir September 2014 kemarin, perusahaan itu mencatatkan pendapatan penjualan Rp 1 triliun. “Target kami tetap Rp 1,7 triliun karena nanti November mau melepas Capital Square secara resmi,” ujar Linda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News