Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang pandemi Covid-19 melanda hampir semua sektor industri. Daripada melawan arus, Trisula Corporation atau Grup Trisula memilih mengikuti arus. Mereka berharap, minimal bisa sedikit mengerem sentimen negatif dari kondisi itu.
Dua entitas usaha Grup Trisula yaitu PT Trisula International Tbk (TRIS) dan PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) memproduksi alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat dan masker non medis. Keduanya mengklaim, produk itu terbuat dari bahan kain woven polyester yang sudah mengantongi sertifikat dari Oeko-Tex dan Bluesign Approved.
TRIS yang tak lain merupakan induk usaha BELL, merambah bisnis APD melalui PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing. Dalam sebulan, Trisco mampu memproduksi 40.000 unit baju hazmat seam-sealed dan 2 juta unit masker non medis.
Adapun lewat PT Trimas Sarana Garment Industry, TRIS mempunyai kemampuan produksi 500.000 unit masker non medis setiap bulan. Produk itu sudah mereka ekspor ke sejumlah negara.
Diversifikasi produk APD adalah bagian dari upaya TRIS bertahan di tengah kelesuan pasar karena Covid-19. Strategi lain yakni mengejar efisiensi biaya operasional. "Manajemen terus melakukan cost control serta meninjau dan menganalisa kinerja arus kas dalam setuap segmentasi bisnis," jelas Santoso Widjojo, Direktur Utama PT Trisula International Tbk (TRIS) dalam paparan publik virtual, Senin (15/6).
Secara bersamaan, TRIS menghadirkan metode pemasaran baru. Mereka bermaksud menambah saluran pemasaran marketplace dan memperkuat tim online.
Segendang sepenarian dengan TRIS, BELL juga menerapkan strategi diversifikasi bisnis. Selain produk APD tadi, mereka mengembangkan produk bernama Kain Sehat demi menyambut era kenormalan baru. Produk tersebut hadir dalam bentuk jaket lipat atau foldable jacket sehingga bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari.