Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
Agenda BELL yang lain yakni melanjutkan pengembangan bisnis dan meremajakan mesin. Anggaran yang mereka sediakan tahun ini sebesar Rp 8 miliar. "Kami terus melakukan continuous improvement (perbaikan terus-menerus) melalui revitalisasi mesin dengan teknologi baru," tutur Karsongno Wongso Djaja, Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) dalam paparan publik virtual yang berbeda dengan TRIS, Senin (15/6).
Proyeksi kinerja turun
Kendati sudah menyiapkan sejumlah strategi demi menyesuaikan dengan situasi pasar, baik TRIS maupun BELL memilih realistis menetapkan target kinerja tahun ini. BELL memproyeksi efek gulir Covid-19 bisa menekan penjualan 2020 hingga turun sebesar 30% year on year (yoy). Tak ayal kinerja laba bersih mereka juga bakal ikut terdampak.
R. Nurwulan Kusumawati, Direktur PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengatakan, situasi sulit saat ini tidak hanya menimpa BELL tapi juga perusahaan lain. Target kinerja tahun ini juga mempertimbangkan efek virus yang menimbulkan banyak ketidakpastian.
Perkiraan kinerja TRIS sepanjang tahun ini juga tak akan lebih baik ketimbang tahun 2019. Pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memaksa mereka mengestimasi kembali target penjualan dan laba bersih. "Kami berharap dapat mencapai penjualan di atas Rp 1,12 triliun dan laba konsolidasi Rp 17,3 miliar," kata Widjaya Djohan, Direktur Keuangan PT Trisula International Tbk (TRIS).
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu TRIS membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,48 triliun. Sedangkan laba periode berjalannya mencapai Rp 23,24 miliar. Adapun laba neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 0,79 miliar.