kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GTBO operasikan lagi tambang Pulau Bunyu


Kamis, 09 Maret 2017 / 13:28 WIB
GTBO operasikan lagi tambang Pulau Bunyu


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Aktivitas penambangan PT Garda Tujuh Buana Tbk di Pulau Bunyu, Bulungan, Kalimantan Timur mulai aktif tahun ini. Hingga Februari lalu, mereka telah mengeduk 200.000 ton batubara. Operasi tambang Pulau Bunyu mandek pada tahun 2015 karena harga batubara tersungkur.

Produksi batubara tersebut menjadi bagian dari target produksi 2 juta ton batubara sepanjang tahun 2017. Garda Tujuh Buana menggunakan jasa PT VPR Laxmindo sebagai kontraktor penambangan. Keduanya sudah menekan perjanjian bisnis penambangan selama tiga tahun.

Produksi batubara Pulau Bunyu memiliki kalori 4.800 kilo kalori (kkal) - 5.100 kkal. Pardheep Dhir, Komisaris PT Garda Tujuh Buana Tbk, mengatakan, harga batubara jenis itu masih cukup baik dan sesuai kebutuhan pembangkit listrik.

Namun, Garda Tujuh Buana hanya menjual seluruh produksi batubara ke India. Tak langsung menyentuh pasar India, mereka menjual batubara lewat pedagang perantara bernama Alata Overseas Pte. Ltd., perusahaan yang berkantor di Singapura. Jangka waktu perjanjian jual-beli keduanya selama setahun.

Patut dicatat, pasar domestik memang belum menjadi target utama Garda Tujuh Buana. "Tadinya kami punya long term kontrak market, tapi mungkin kalau bisa digarap hanya satu sampai dua kapal barge saja untuk domestik market," kata Pardheep kepada KONTAN, Senin (6/3).

Selain bisnis batubara, Garda Tujuh Buana berharap bisnis emas mulai berkilau. Asal tahu, perusahaan yang tercatat dengan kode saham GTBO di Bursa Efek Indonesia itu tengah menuntaskan proses akuisisi tambang emas senilai lebih dari US$ 40 juta, di Sudan, Afrika Utara.

Garda Tujuh Buana menargetkan tahun ini juga bisa menikmati penjualan emas. Sama seperti rencana penjualan batubara, perusahaan itu tak berminat menjual emas di pasar Indonesia. Seluruh produksi emas akan diekspor.

Tak cuma menyusun rencana bisnis tahun ini, Garda Tujuh Buana bahkan sambil mempersiapkan rencana bisnis tahun 2018. Ambisi mereka adalah masuk pasar ekspor batubara anyar, yaitu China dan Vietnam.

Dus, Garda Tujuh Buana ancang-ancang menambah target volume produksi sebanyak 1 juta ton lagi. Dengan begitu, target produksi batubara tahun depan sebanyak tiga juta ton.

Sedangkan rencana Garda Tujuh Buana menggarap sektor kelistrikan kemungkinan baru akan terealisasi dua tahun atau tiga tahun lagi. "Karena Pulau Bunyu belum ada requirement (kebutuhan) tidak ada power plant dan tambangnya belum stabil," jelas Pardheep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×