Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk nilai proyek Bandara Dhoho Kediri bukan suatu unit bisnis murni. Walaupun begitu pihaknya berharap investasi dari proyek ini tidak merah total.
Direktur Gudang Garam Tbk, Istata T. Siddharta menyebutkan melalui proyek ini pihaknya tak mengharapkan profit tertentu dari proyek ini. Menurutnya, perseroan berinvestasi pada proyek ini tentunya tidak mengharapkan rugi 100%, tetapi pihaknya juga tidak menargetkan rate of return pada angka tertentu.
Baca Juga: Gudang Garam gandeng AP I bangun Bandara Dhoho di Kediri senilai Rp 9 triliun
"Yang penting jangan merah total, selama bisa biru atau bisa meningkatkan kontribusi untuk daerah, provinsi, dan negara secara menyeluruh kami sudah bergembira," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/3).
Karenanya, pihaknya melihat investasi tersebut merupakan jangka panjang bukan secara bisnis unit ataupun secara komersial untuk Gudang Garam.
Selain itu, Istata menyebut pihaknya berharap mendapatkan konsesi yang cukup panjang dari proyek tersebut. Terlebih Bandara Dhoho Kediri dibangun dengan skema Build Operate Transfer (BOT) sehingga usai masa konsesi habis harus dikembalikan kepada pemerintah.
Baca Juga: Terpapar virus corona, dana asing diprediksi terus kabur dari pasar saham Indonesia
"Biar bagaimanapun ada itung-itungannya walau tidak harus untung, tapi setidaknya tidak rugi banyak," lanjutnya. Walau begitu, pihaknya mengaku belum mengetahui mendapatkan berapa lama konsesi dari proyek itu.
Lebih jauh, ia menyebut return dari proyek ini tidak besar bahkan pihaknya tidak optimis balik modalnya lebih dari 10% karena tidak sepenuhnya komersial. Adapun dalam pembangunnya, emiten dengan kode saham GGRM ini memproyeksikan kebutuhan investasinya antara Rp 6 triliun hingga Rp 9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News