kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gunawan Dianjaya Steel memperkuat pasar ekspor


Rabu, 10 Februari 2016 / 10:01 WIB


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski mungkin harus melalui proses yang lebih rumit ketimbang menjual pasar domestik, pasar ekspor tetap memikat sejumlah perusahaan. Tak heran jika PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk berhasrat memperbesar pasar ekspor tahun ini.

Gunawan Dianjaya ingin penjualan ekspor berkontribusi 20% terhadap total penjualan. Sebagai perbandingan, manajemen perusahaan itu mengaku kontribusi penjualan ekspor tahun 2015 tercatat 10%. Hanya, mereka tak sekaligus menyebutkan realisasi nilai penjualan ekspor yang dimaksud.

Demi mewujudkan harapan, Gunawan Dianjaya akan fokus membidik pasar ekspor Malaysia, Singapura, Meksiko dan Taiwan. "Kalau sekarang belum terlihat ada order tapi kami terus berupaya untuk mencari," tutur Hadi Sutjipto, Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk kepada KONTAN, Selasa (9/2).

Dari empat sasaran negara ekspor tadi, Meksiko dan Taiwan adalah negara tujuan ekspor yang baru Gunawan Dianjaya dekap sejak tahun lalu. Nah, perusahaan tentu berharap kedua negara tersebut bisa menjadi langganan tetap tujuan ekspor.

Selain perkara negara tujuan ekspor baru dan lama, negara-negara tujuan ekspor tersebut menyodorkan profil pembeli yang berbeda. Manajemen Gunawan Dianjaya mencontohkan, pembeli baja mereka dari Singapura, Meksiko, dan Taiwan tak lain adalah perusahaan pemasok baja di negara masing-masing. Para pemasok baja menjajakan baja yang dibeli dari GDST kepada para konsumen akhir alias end user.

Ke depan, Gunawan Dianjaya menduga, para pembelinya yang merupakan pemasok baja, bakal mencari baja dengan harga jual miring. Salah satu baja impor yang kemungkinan menjadi acuan perbandingan harga para pemasok baja adalah baja dari China.

Sebagaimana diketahui, produk baja asal Negeri Panda masih membanjiri pasar internasional. Lantas, sudah menjadi rahasia umum jika baja asal China berlabel harga miring karena aksi dumping.  "Jadi kami harus memberikan harga dan syarat yang cocok agar bisa bersaing," kata Hadi.

Proyek pemerintah

Lain cerita dengan profil pembeli baja Gunawan Dianjaya dari Malaysia. Perusahaan berkode GDST di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku pembeli dari Negeri Jiran ini adalah end user. Biasanya, para konsumen akhir memanfaatkan baja untuk kebutuhan pembangunan proyek infrastruktur di negara tersebut.

Meskipun telah membeberkan harapan untuk membesarkan kontribusi ekspor, Gunawan Dianjaya belum mau membeberkan target pendapatan secara keseluruhan pada tahun ini.

Manajemen perusahaan cuma berharap, bisa menorehkan penjualan bersih minimal sama dengan tahun 2015. "Yang jelas kami berharap jangan sampai pendapatan turun dibandingkan tahun lalu, kami sedang berusaha dan berupaya," harap Hadi.

Harapan untuk mengantongi penjualan minimal sama dengan tahun lalu tersemat pada proyek infrastruktur pemerintah. Perusahaan itu berharap, permintaan baja benar-benar mulai menggeliat mulai April 2016 nanti. Hasrat mereka adalah ikut menyuplai kebutuhan baja untuk pembangunan proyek jembatan dan konstruksi bangunan.

Selain mengincar proyek pemerintah, Gunawan Dianjaya juga akan mengulik potensi permintaan baja dari sejumlah kontraktor BUMN. Mereka mengincar suplai baja untuk  industri galangan kapal dan alat berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×