Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
BOGOR. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menambah kursi kelas ekonomi dan mengurangi kursi kelas bisnis untuk menyasar lebih banyak penumpang menghadapi ASEAN Open Sky akhir 2015.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, mengatakan rencana strategi tersebut untuk mempertahankan karakter bisnis garuda sebagai penerbangan "full service", namun dengan biaya yang lebih murah per kursinya.
"Menghadapi ASEAN Open Sky ini, kita akan tetap mempertahankan 'full service', 'high quality' tapi 'lower cost per seat," ujarnya pada acara "media gathering" di Bogor, Jumat (30/1).
Arif menjelaskan dengan mengurangi kelas bisnis sebanyak empat kursi yang awalnya 12 kursi menjadi 8 kursi, bisa menghemat biaya per kursinya.
"Misalnya satu kursi itu US$ 50, dengan tambah kursi ekonomi bisa US$ 45, walaupun banting harga pun sampai US$ 40 kita masih bisa melayani dan masih bisa dapat margin," katanya.
Dia mengatakan akan mengurangi kursi bisnis mulai akhir kuartal I untuk pesawat Boeing B738 karena dinilai kompetitif dibanding pesawat "wide body" seperti Boeing-777.
Arif mengatakan dengan menambah kursi ekonomi akan lebih meraup penumpang domestik karena pasar domestik menyumbang 34 juta penumpang dari keseluruhan 66 juta penumpang ASEAN.
"34 juta penumpang itu 'linked' (terhubung) dengan Indonesia, artinya 50% sudah didukung oleh Indonesia," tuturnya.
Sedangkan untuk penumpang regional, Arif menargetkan bisa meraup setidaknya 10 juta, tidak berbeda jauh dengan pertumbuhan tahun lalu, yakni 12%.
Arif menambahkan target tersebut dimungkinkan karena dari 21,5 juta penumpang, 40%-nya disumbang oleh penumpang regional, artinya 8 juta penumpang sudah berada di tangan.
Selain itu, Garuda juga akan mengoptimalkan seluruh fitur yang dimiliki, mulai dari "full sercive", ATR dan Garuda Explore hingga ke rute-rute terdalam Indonesia.
"Kita ingin 'kaki-kaki' kita sampai ke ujung Raja Ampat, Labuan Bajo, Saumlaki untuk memperkuat 'pipeline' kita," katanya.
Dia menyebutkan saat ini telah mengantongi 44 rute untuk pesawat ATR, namun baru 17 rute yang beroperasi. "Kita akan optimalkan, rute utama kita juga rute-rute yang menyentuh daerah di Indonesia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News