Sumber: Surya Online | Editor: Hendra Gunawan
JEMBER. Penerbangan Garuda rute Surabaya-Jember, sejak terbang pertama kali 17 Juli 2014 sampai tutup tahun 2014, mengalami kerugian Rp 4,3 miliar.
"Perusahaan menargetkan 85% per pesawat tetapi sampai akhir Desember kemarin terpenuhi 72,6%," ujar General Manager PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, Selasa (27/1).
Karena tidak terpenuhinya target okupansi, Garuda merugi hingga Rp 4,3 miliar sejak pertama terbang sampai akhir Desember 2014. Penyebabnya antara lain karena masih rendahnya daya beli masyarakat terhadap moda transportasi udara dan sedikitnya frekuensi penerbangan.
Penerbangan Surabaya-Jember hanya dilayani satu kali pulang pergi, menggunakan pesawat jenis ATR yang berisi sekitar 52 orang dari 70 kursi yang tersedia. Namun ketika pesawat kembali ke Surabaya, dari Jember kadang membawa penumpang kurang dari 50 orang.
"Karena penumpang yang dari Surabaya menginap di Jember tetapi pulangnya tidak bisa naik pesawat lagi karena terbentur jadwal sehingga naik pakai transportasi lain," lanjutnya.
Pihaknya selalu mengupayakan agar target okupansi bisa terealisasi, antara lain dengan membuat sejumlah promosi tiket.
Sementara Vice President Domestic Region 3 Jawa, Bali, & Nusa Tenggara PT Garuda Indonesia, Ari Suryanta mengakui, kerugian di bandara kecil seperti Jember tidak bisa dihindarkan, juga di Banyuwangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News