kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hadapi Beragam Tantangan, Pertumbuhan Industri Logistik Terganjal


Senin, 23 Desember 2024 / 20:32 WIB
Hadapi Beragam Tantangan, Pertumbuhan Industri Logistik Terganjal
ILUSTRASI. Industri logistik


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Industri jasa logistik mengalami beragam tantangan bisnis sepanjang tahun 2024.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan mengatakan, industri melambat akibat dampak situasi geopolitik yang kurang kondisi serta agenda Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 ini.

"Kondisi industri tahun 2024 melambat dan agak lesu terutama untuk produk tekstil, garmen, besi dan baja serta produk-produk elektronik," ungkap Djohan kepada Kontan, Senin (23/12).

Djohan melanjutkan, industri jasa logisitik turut menghadapi tantangan terkait pembiayaan jasa operasional dan perpajakan sektor jasa logistik yang cenderung kompleks. Tekanan bisnis turut datang dari maraknya produk impor.

Baca Juga: Industri Tertekan Pelemahan Rupiah, Kemenperin Pertimbangkan Pemberian Insentif

Menurutnya, pelaksanaan Pemilu pada tahun ini berimbas pada tertundanya kebijakan-kebijakan yang berpotensi mendorong pertumbuhan bisnis.

Di sisi lain, industri jasa logistik juga harus mengencangkan ikat pinggang akibat kelangkaan BBM solar dibeberapa daerah. Selain itu, perang dagang global dan dampak perang Timur Tengah ikut menekan kinerja ekspor.

Selain itu, melemahnya daya beli diakui kian menambah berat laju bisnis jasa logisitik.

"Penurunan  daya beli di tingkat nasional maupun internasional sangat terasa di sebagian besar komoditas , walau ada beberapa komoditas yang cenderung membaik daya belinya seperti produk tambang , farmasi dan alat kesehatan," jelas Djohan.

Djohan menambahkan, pada tahun 2025 mendatang industri masih dihadapkan pada tantangan kenaikan pajak dan kepastian bisnis bagi pelaku usaha.

Padahal, pada tahun depan industri jasa logistik membidik peluang pertumbuhan pasar nasional.

Baca Juga: Kemenperin Optimistis Investasi Industri Mamin Sebesar Rp 104,98 Triliun Tercapai

"Peluang tahun 2025 seharusnya dapat memanfaatkan momentum perdagangan antar pulau yang lebih maksimal disaat situasi krisis politik global sedang tinggi suhunya," pungkas Djohan.

Selanjutnya: Persaingan Ketat, Bank Digital Masih Tawarkan Bunga Tinggi untuk Himpun DPK

Menarik Dibaca: Toyota Yaris Cross HEV Meraih Penghargaan Most Worthy Car di Uzone Choice Award 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×