kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadapi PSBB Jakarta, industri manufaktur kencangkan ikat pinggang


Senin, 14 September 2020 / 15:47 WIB
Hadapi PSBB Jakarta, industri manufaktur kencangkan ikat pinggang
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi sepatu untuk diekspor di Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019). Kementerian Perindustrian memproyeksi ekspor produk alas kaki dalam negeri pada tahun 2019 bisa mencapai 6,5 miliar US Dollar atau naik dari 5,11 miliar US Dollar pada 201


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur nasional bakal menerima dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Dimana penjualan produknya di tingkat ritel diprediksi akan menurun selama PSBB berlangsung.

Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengakui bahwa PSBB kali ini akan berdampak pada penurunan permintaan sepatu di tingkat ritel. "Secara prinsip pasar tetap ada karena tempat berbelanja boleh beroperasi dengan kapasitas 50%, namun pasar pasti ada penurunan," katanya kepada KONTAN, Senin (14/9).

Adapun efeknya bagi serapan produk sepatu nasional, asosiasi masih menghitung, sebab Jakarta bukan satu-satunya tujuan produk alas kaki. Namun Jakarta sendiri diakui Aprisindo memiliki nilai pasar alas kaki yang besar mengingat jumlah penduduknya yang juga banyak.

Baca Juga: Honda Prospect Motor (HPM) bidik ekspor 5.790 unit mobil CBU tahun ini

Pelemahan permintaan ditingkat ritel turut mempengaruhi kinerja pabrikan, mau tak mau industri alas kaki harus mengetatkan ongkos dan beban lainnya dikarenakan penjualan yang kurang baik. Sebenarnya kata Firman, saat PSBB transisi secara perlahan permintaan sepatu mulai membaik.

Bahkan Aprisindo memproyeksikan jelang natal dan tahun baru nanti permintaan di akhir bulan dapat menyamai akhir bulan di masa normal sebelum pandemi Covid-19. Namun lantaran PSBB dilakukan kembali, Firman bilang asosiasi masih mengkaji lagi prediksi tersebut.

Sementara itu Edy Suyanto, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menerangkan saat pelaksanaan PSBB awal April di DKI lalu sempat terjadi pelarangan toko ritel keramik. "Hal tersebut telah memaksa industri keramik turunkan utilisasi produksi dari 65% menjadi 30% yang disertai dengan perumahan karyawan sekitar 15.000 orang," kata Edy.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×