Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Asosiasi peternak susu mendukung rencana Kementerian Pertanian (Kemtan) yang mewajibkan importir susu menyerap susu lokal. Pasalnya, importir susu selama ini tidak mendukung pengembangan susu lokal.
Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito Agus mengatakan, pihaknya menunggu realisasi janji tersebut. Ia menjelaskan, dari total 95 importir susu yang ada di Indonesia, hanya tujuh importir yang mau menyerap produksi susu lokal. Sementara, sisanya hanya benar-benar menjadi importir yang mencari untung tanpa ada kontribusinya pada peningkatakan produksi susu nasional.
Bila pemerintah mendorong peningkatkan produksi susu dengan mendorong peningkatkan populasi sapi perah, diharapkan tidak ada lagi sapi perah bunting yang dijual dan dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH). Ini yang selama ini kerap terjadi lantaran anjloknya harga susu lokal.
Agus juga mendukung rencana Kemtan mendorong kenaikan harga susu lokal sebesar Rp 6.000 per liter. Namun, berdasarkan hitung-hitungan peternak susu lokal, seharusnya harga ideal susu lokal sebesar Rp 7.000 per liter, dengan catatan sudah termasuk di dalamnya biaya lemari pendingin dan pengiriman yang menelan biaya antara Rp 500-Rp 700 per liter.
"Jadi di harga peternak rata-rata mencapai Rp 6.300-Rp 6.500 per liter," ujarnya, Kamis (17/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News