kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga ayam pedaging masih anjlok


Senin, 10 Juli 2017 / 15:36 WIB
Harga ayam pedaging masih anjlok


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Usai Lebaran, harga ayam pedaging di tingkat peternak masih mengalami penurunan. Hingga Minggu (09/07), harga ayam pedaging berkisar Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per kilogram di Pulau Jawa. Sementara, harga acuan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang berkisar Rp 18.000 per kilogram.

Singgih Januratmoko, Ketua Umum Pinsar Indonesia mengungkap, penurunan harga tersebut akibat penurunan permintaan pasar. Selain itu, terjadi kelebihan persediaan ayam pedaging di tingkat peternak.
"Kan orang-orang masih mudik. Selain itu memang ada over supply. Sebelum Lebaran, kita memang tidak mengurangi DOC selama 2 minggu, dan kemarin pengurangannya juga terlambat," tutur Singgih kepada KONTAN, Senin (10/07).

Penurunan harga ayam petelur di tingkat peternak ini menyebabkan kerugian kepada para peternak. Singgih mengaku, biaya pokok produksi yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 17.000.

Berbeda di tingkat peternak, harga ayam pedaging yang beredar di pasaran justru tidak mengalami penurunan. Singgah bilang, harga yang ditawarkan tetap berkisar antara Rp 32.000 sampai Rp 35.000 per kilogram.

"Biasanya harganya mengikuti, tetapi saya lihat harga di pasar tetap tinggi, memang di tingkat konsumen ada harga referensi sebesar Rp 32.000," jelasnya.

Meskipun harga ayam pedaging masih belum mencapai harga normal, namun Sigit Purnomo, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) berpendapat, harga ayam akan mengalami pertumbuhan secara bertahap seiring dengan pedagang yang mulai berjualan kembali.

Menurutnya, sulit untuk menerapkan kebijakan yang ditetapkan pemerintah mengingat beberapa industri sudah merasa melakukan investasi. "Sebenarnya saat ini sudah ada regulasi-regulasi untuk penguatan harga, tetapi imlementasinya belum bisa berjalan sempurna. Barangnya sudah banyak, sulit untuk diurai," ungkap Sigit.

Sigit berpendapat, industri budidaya ayam baik broiler dan layer sebaiknya masuk dalam daftar negatif investasi sampai tahun 2021. Dia bilang, kapasitas kandang terpasang saat ini mampu mencukupi kebutuhan sampai akhir tahun 2021.

"Misalnya saja kapasitas kandang untuk ayam budidaya (broiler) sekitar 70 - 80 juta ekor per minggu. Sementara kebutuhan normal saat ini baru sampai sekitar 55 - 60 juta ekor per minggu. Itu ka berlebih, sementara minggu depan ada produksi lag," jelasnya.

Meski begitu baik Singgih dan Sigit berharap, harga ayam pedaging dapat menyentuh harga Rp 18.000 di akhir minggu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×