Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) mencatat penurunan kinerja pada tiga bulan pertama tahun ini. Pendapatan Lotte Chemical Titan turun 13,90% dari US$ 118,34 juta di kuartal pertama tahun lalu menjadi US$ 101,89 juta. Laba perusahaan ini merosot 84,61% dari US$ 1,65 juta menjadi US$ 255.000.
Direktur Keuangan FPNI Calvin Wiryapranata mengatakan, jika dibandingkan dengan kinerja pada akhir 2017, justru ada perbaikan dari segi kinerja. Sekedar informasi, pada tahun 2017 FPNI merugi US$ 1,7 juta. “Harga bahan baku ethelyne membaik di kuartal I walaupun belum stabil,” kata Calvin, pada Jumat (25/5).
Menurut Calvin pada kuartal IV 2017 terjadi bencana alam di Amerika Serikat yang berdampak pada produksi ethelyne. Walaupun FPNI tidak mengimpor bahan baku ethelyne dari Amerika Serikat, tetapi hal itu berdampak pada permintaan ethelyne secara global dan menyebabkan harga naik. Calvin menyebut kenaikan harga ethelyne di kuartal IV mencapai 12%.
Wakil Direktur Utama FPNI Jojok Hadrijanto mengatakan, 95% bahan baku dari produksi polyethylene berasal dari ethelyne. Adapun polyethylene merupakan satu-satunya produks FPNI. Produksi FPNI tahun lalu turun menjadi 336.736 metrik ton dari tahun 2016 yang sebesar 343.591 metrik ton.
Jojok juga mengatakan bahwa pada 2017 ketika harga bahan baku ethelyne naik, satu di antara tiga pabrik FPNI tidak beroperasi secara sementara.
Sebelumnya perusahaan dengan brand Lotte lainnya, PT Lotte Chemical Indonesia akan membangun pabrik nafta cracker. Salah satu produksi nafta cracker itu adalah ethelyne.
Diharapkan dengan dibangunnya pabrik tersebut, PT Lotte Chemical Titan Tbk bisa memperoleh harga bahan baku ethelyne yang lebih stabil dari saudaranya, PT Lotte Chemical Indonesia tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
