kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat kontrak baru, Lotte Chemical tambah produksi


Selasa, 14 Maret 2017 / 09:13 WIB
Dapat kontrak baru, Lotte Chemical tambah produksi


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Perusahaan petrokimia PT Lotte Chemical Titan Tbk bakal mengalami kenaikan pendapatan dari penambahan produksi dan kontrak baru polietilena. Potensi kenaikan pendapatan ini menyusul kontrak baru yang diteken anak usaha PT Lotte Chemical Titan Nusantara di awal tahun ini.

Jojo Hadrijanto, Direktur Manufaktur PT Lotte Chemical Titan Nusantara, bilang, ada dua kontrak baru yang telah diteken pada awal tahun. Tahun ini kami berencana produksi antara 400.000 ton-425.000 ton. Ini karena ada dua kontrak baru dari luar negeri, kuantitasnya lumayan besar, kata Jojo kepada KONTAN, Senin (13/3).

Selain belum bisa menyebut volume kontrak, Jojo juga enggan membeberkan nilai kontrak. Yang jelas, target produksi Lotte Chemical tahun ini naik antara17%-20% ketimbang produksi tahun 2016 sebesar 340.000 ton.

Khusus etilena yang diproduksi, sekitar 18%-20% ekspor ke induk perusahaan Lotte Chemical Titan International Sdn Bhd di Malaysia dan sejumlah klien di China. Kebanyakan untuk Lotte di Malaysia, kata Jojo.

Selain menambah kontrak baru, Lotte Chemical Titan juga menikmati keuntungan dari penurunan harga bahan baku minyak dunia yang sedang anjlok. Saat harga minyak turun, pendapatan kami akan bagus, kata Jojo.

Meski tahun ini ada kenaikan pesanan, Lotte Chemical belum bisa mencapai kapasitas produksi maksimum 450.000 ton polietilena per tahun. Masalah bukan pada minimnya permintaan, melainkan pada ketersediaan bahan baku.

Jojo bilang, permintaan di dalam negeri untuk polietilena baru 50%-60%, yang terpenuhi dari dua perusahaan lokal, yakni Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Permintaan selalu ada, cuma masalah yang mendasar adalah keterbatasan bahan baku karena kita tidak punya cracker sendiri dan tak punya pabrik etilenasendiri, jelas Jojo.

Untuk memproduksi 340.000 ton polietilena, perusahaan ini membutuhkan sekitar 323.000 ton etilena sebagai bahan baku. Sebanyak 58.000 ton etilenadiperoleh dari Chandra Asri, sedangkan sisanya impor dari Malaysia dan Timur Tengah.

Kami ada kontrak dengan Chandra Asri tiga tahun, dari 2016 sampai 2019. Kalau kontraknya selesai, kami belum tahu apakah masih bisa diperpanjang atau tidak, ujar Jojo. Bila menengok strategi jangka panjang Lotte Chemical, perusahaan ini ingin memenuhi kebutuhan etilena sendiri supaya bisa memperoleh keuntungan maksimal.

Untuk itu, Lotte Chemical Titan International Sdn Bhd sudah membuat rencana investasi antara US$ 3 miliar-US$ 4 miliar atau setara Rp 52 triliun-Rp 53 triliun untuk memproduksi produk kimia berbasis naphta.

Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi Lotte Chemical naik menjadi 1,9 juta ton per tahun, dengan perincian 1 juta ton etilena, 600.000 ton polietilena dan sisanya polipropilena, benzena, toluena, dan xilena (BTX) aromatik.

Untuk diketahui, produk kimia yang dihasilkan Lotte Chemical digunakan untuk kebutuhan sektor hilir, seperti plastik, tekstil, cat dan farmasi. Hanya saja, perusahaan belum bisa memastikan kapan konstruksi pabrik dimulai. Masih kami pelajari, kata Cho Jin Wo, Marketing and Business Development Director PT Lotte Chemical Titan Tbk saat dihubungi KONTAN, Senin (13/3).

Hasil produksi tidak hanya untuk Lotte Chemical, juga untuk kebutuhan perusahaan lain. Fokus kami domestik dulu, yang ekspor masih kami pelajari, tambah Cho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×