kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,05   6,45   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara acuan naik di akhir tahun, bagaimana prospek di 2021?


Kamis, 03 Desember 2020 / 17:59 WIB
Harga batubara acuan naik di akhir tahun, bagaimana prospek di 2021?
ILUSTRASI. Setelah sempat turun beruntun selama 6 bulan, harga batubara acuan (HBA) merangkak naik pada tiga bulan terakhir tahun 2020.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat turun beruntun selama 6 bulan, harga batubara acuan (HBA) merangkak naik pada tiga bulan terakhir tahun 2020. Ditutup dengan kenaikan 7,07% secara bulanan, Kementerian ESDM menetapkan HBA bulan Desember 2020 sebesar US$ 59,65 per ton.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyampaikan, kenaikan HBA Desember 2020 tak lepas dari meningkatnya impor batubara dari China. Permintaan terdongkrak seiring dengan musim dingin dan mulai membaiknya demand industri setelah sempat terpuruk akibat pandemi covid-19.

"Seperti biasa, di kuartal IV, tren permintaan meningkat dan level harga saat ini mendekati harga di saat awal 2020 yang lalu," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Kamis (3/12).

Kendati begitu, Hendra belum bisa memastikan apakah tren kenaikan HBA di tiga bulan terakhir ini menandakan harga yang kembali rebound dan berlanjut pada tahun depan. Yang pasti, dia menegaskan bahwa kesepakatan (MoU) dengan China melalui China Coal Transportation and Distribution (CCTDA) akan memberi sentimen positif untuk 2021. "Harapannya akan meningkat terus," kata Hendra.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan (HBA) Desember memanas, naik 7% jadi US$ 59,65 per ton

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Apollonius Andwie menilai, kenaikan HBA dalam 3 bulan beruntun menjadi sinyal positif bagi produsen batubara. Kata dia, kenaikan indeks harga merupakan hal yang dinantikan pelaku usaha sejak tren penurunan yang terjadi mulai April 2020.

"Tentu harapan kami ini menjadi sentimen positif untuk rebound pasar, seiring dengan pemulihan ekonomi yg terjadi saat ini. Untuk tahun 2021 kami masih optimis indeks harga akan terus membaik," kata Andwie ke Kontan.co.id, Kamis (3/12).

Senada, Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga juga melihat, prospek batubara untuk tahun depan akan lebih cerah. Bahkan, sentimen positif bisa berlanjut pada tahun 2022 seiring dengan penemuan vaksin yang akan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.

"Harga tahun 2020 rendah karena ada efek covid-19. Tapi secara fundamental kebutuhan batubara akan naik di regional," sebut Adrian.

Sedangkan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih wait and see sambil tetap meneruskan strategi bisnisnya. Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, harga batubara sulit untuk diprediksi, sehingga pihaknya tetap mengedepankan keunggulan operasional untuk menjaga kinerja yang solid.

"Mengenai harga batu bara tidak bisa diprediksi. Yang dapat Adaro lakukan adalah terus menjalankan keunggulan operasional di seluruh mata rantai bisnis sehingga bisa menghasilkan kinerja operasional yang solid," terang Nadira.

Baca Juga: Kontraktor jasa pertambangan masih wait and see menyikapi peningkatan ekspor batubara




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×