Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan harga batubara belum tentu jadi petaka bagi para pelaku industri di dalamnya. Beberapa emiten batubara pun memberi sinyal akan tetap ekspansif pada tahun depan.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengindikasikan tetap memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambang batubara di tahun 2020 nanti. Akan tetapi, Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman belum memberi banyak keterangan soal rencana bisnis tersebut.
Ia berujar, rencana akuisisi lahan tambang tersebut sedang dalam tahap kajian mengenai besaran biaya dan manfaat yang diperoleh perusahaan. PTBA juga masih mempertimbangkan tren harga batubara global sebelum melaksanakan agenda bisnis tersebut.
Baca Juga: Mengenal Boy Thohir, kakak Menteri BUMN yang masuk daftar orang tertajir Indonesia
"Kecenderungan penurunan harga batubara yang dapat berlanjut di tahun depan tidak akan mempengaruhi rencana ekspansi PTBA," kata dia, Selasa (10/12).
Sebelumnya, PTBA juga dikabarkan akan mengembangkan bisnis hilirisasi batubara melalui proses gasifikasi. Selain itu, PTBA juga fokus mengembangkan bisnis pengangkutan batubara dan melanjutkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8.
Untuk itu, PTBA berencana mengucurkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 4 triliun pada tahun depan.
Baca Juga: Luhut: Indonesia andalkan hilirisasi mineral untuk tekan defisit transaksi berjalan
Setali tiga uang, PT ABM Investama Tbk juga membuka peluang untuk mengakuisisi lahan tambang batubara di tahun depan. Saat ini, rencana tersebut sedang dalam tahap kajian.
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menyampaikan, lahan tambang yang diincar emiten berkode saham ABMM tersebut bisa berupa lahan baru atau lahan yang sudah beroperasi.
ABMM juga tidak mematok wilayah khusus yang menjadi prioritas ketika hendak mengakuisisi lahan tambang. Artinya, lokasi calon lahan tambang batubara yang akan diakuisisi ABMM bisa berada dekat dengan wilayah operasional perusahaan tersebut ataupun wilayah lainnya.
"Yang paling penting lahan tambang tersebut bisa memberi manfaat bagi kami secara berkelanjutan," ungkap Adrian.
Baca Juga: Penerimaan negara seret, alokasi dana bagi hasil tahun 2019 lebih kecil
Sebagai informasi, ABMM memiliki lahan pertambangan batubara di Aceh melalui PT Mifa Bersaudara dan Kalimantan Selatan lewat PT Tunas Inti Abadi.
Di luar itu, Adrian bilang pihaknya akan berupaya menambah kontrak-kontrak baru di bidang jasa kontraktor pertambangan batubara di tahun depan terlepas dari faktor pergerakan harga komoditas tersebut.
Selain itu, ABMM juga berusaha memperbaiki strategi operasional sehingga seluruh biaya pengeluaran terkait aktivitas tambang batubara terintegrasi yang dikelola perusahaan bisa berkurang.
"Harga batubara tidak bisa kami kontrol. Makanya kami perlu menyesuaikan strategi dan ekspansi bisnis tetap akan jalan," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News