kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara diprediksi turun setelah mencapai rekor tertinggi


Minggu, 22 Agustus 2021 / 06:40 WIB
Harga batubara diprediksi turun setelah mencapai rekor tertinggi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mencapai US$ 163,40 per ton pada Senin (16/8) yang merupakan level tertinggi 2021. Sedangkan harga rata-rata batubara sepanjang 2021 sebesar US$ 101,83 per ton.

Para analis melihat, harga batubara bisa turun. Jumat (20/8), harga batubara kontrak Oktober 2021 berada di US$ 154,55 per ton.

BRIDanareksa Sekuritas memperkirakan harga rata-rata batubara Newcastle berada di rentang US$ 80 per ton–110 per ton di tahun ini dan US$ 75 per ton–US$ 90 per ton untuk tahun depan.

Sementara RHB Sekuritas memperkirakan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) tahun ini di level US$ 85 per ton. “Harga batubara masuk downtrend ketika ada tambahan suplai yang kemungkinan baru akan terjadi di kuartal keempat 2021,” kata Analis RHB Sekuritas Andrey Benas kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Baca Juga: PLN, KAI, dan Bukit Asam amankan pasokan batubara untuk ketahanan listrik nasional

Analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, melejitnya harga komoditas energi ini seiring adanya kekhawatiran terkait pasokan dan permintaan batubara global.

Sejumlah sentimen seperti penghentian sementara ekspor 34 perusahaan batubara Indonesia karena gagal memenuhi persyaratan domestic market obligation (DMO), curah hujan yang lebat di beberapa area pertambangan batubara di Indonesia, dan lockdown di area tambang utama Australia telah menciptakan ketidakpastian pasokan batubara global. Di sisi lain, pemulihan ekonomi global telah meningkatkan permintaan batubara global.

Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Andrey Benas menilai, melonjaknya harga batubara akhir-akhir ini akibat adanya penurunan produksi di negara-negara penghasil batubara secara sementara waktu, seperti China, Afrika Selatan, dan Kolombia. “Kenaikan harga juga akibat kenaikan permintaan batubara di China karena musim panas yang berkepanjangan,” terang Andrey.

Baca Juga: Ini sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi harga batubara

Hanya saja, Stefanus memperkirakan, harga batubara akan lebih moderat memasuki kuartal ketiga 2021, dengan prospek yang solid menjelang akhir tahun. Melandainya harga komoditas energi ini didorong oleh sejumlah faktor, seperti produksi batubara yang lebih tinggi di Indonesia dengan adanya ekspektasi cuaca yang lebih kering.

Adapula intervensi dari pemerintah China untuk menurunkan harga batubara. “Meskipun demikian, dengan meningkatnya permintaan batubara dari negara belahan bumi utara menjelang musim dingin, ditambah dengan pemulihan ekonomi global, kami memperkirakan harga batubara yang solid menjelang akhir tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset, Senin (16/8).

Baca Juga: BRIDanareksa rekomendasikan beli saham ITMG, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×