Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, terdapat dua hal yang menyebabkan harga gula dan bawang putih masih tinggi di pasaran.
Pertama, tidak seimbangnya supply dan demand di pasaran. Kedua, rantai distribusi saat ini tidak dilakukan sebagaimana mestinya. "Bertahun-tahun gula ini tidak ada masalah, baru kali ini saja," kata Mansuri kepada Kontan, Selasa (28/4).
Baca Juga: Harga gula tinggi, ini yang akan dilakukan Kemendag
Sebab itu, Abdullah meminta agar Kementerian Pertanian dapat memastikan pasokan bahan pangan tercukupi. Kemudian, Kementerian Perdagangan perlu memperbaiki rantai distribusi. Ia meminta Kemendag jangan hanya memfokuskan distribusi ke retail modern.
"Padahal harga yang bergejolak itu di pasar tradisional," ujar dia.
Tidak hanya gula dan bawang putih, Abdullah mengatakan harga bawang merah dan minyak goreng saat ini juga merangkak naik. Ikappi mencatat harga bawang merah saat ini mencapai Rp 53.000 per kg dan minyak goreng Rp 15.000 per kg.
Baca Juga: Pemerintah diminta optimalkan Dewan Ketahanan Pangan jamin stok di tengah pandemi
"Pemerintah harus berani jangan sampai ada oknum yang mempermainkan harga," tutur Abdullah.
Sebagai informasi, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Nasional pada Selasa (28/4), harga gula Rp 18.350 per kg, harga bawang putih Rp 39.700 per kg, harga minyak goreng Rp 14.750 per kg, dan harga bawang merah mencapai Rp 45.550 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News