Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga bawang merah nampaknya belum berhenti merangkak. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, awal pekan ini harga bawang merah mencapai Rp 23.436 per kg. Sepanjang Desember 2010 ini harga rata-rata bawang merah mencapai Rp 23.869 per kg.
Direktur Budidaya dan Pasca Panen Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Yul Harry Bahar, mengatakan, tingginya harga bawang di tingkat eceran karena para pedagang berusaha mencari keuntungan lebih. "Harga bawang tinggi itu karena masalah distribusi," katanya kepada KONTAN Kamis (23/12).
Wakil Ketua Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) Akad mengatakan akibat cuaca ekstrim membuat kualitas dan produksi bawang merah petani menurun. Alhasil, harga bawang merah terus merangkak naik.
Di tingkat petani harga bawang merah mencapai Rp 12.000 - Rp 13.000 per kg. "Karena cuaca ekstrim, hanya hanya jenis bawang merah tertentu saja yang bisa tahan air," katanya.
Dia memperkirakan, produksi bawang merah nasional tahun ini hanya sekitar 476.469 ton. Jumlah ini turun sekitar 50% dibanding produksi tahun lalu yang mencapai 952.939 ton. Tapi, Yul Harry bilang, penurunan produksi bawang merah tidak terlalu besar. "Paling hanya sekitar 2,5% saja karena curah hujan yang tinggi," ungkap Yul.
Tapi, akibat penurunan produksi bawang merah ini secara otomatis akan menurunkan pasokan benih bawang merah bagi petani untuk tahun depan.
Alhasil, harga benih bawang merah juga ikut melangit. Bayangkan saja, dalam kondisi normal harga benih bawang merah Rp 12.000 per kg. Tapi dengan kondisi penurunan produksi saat ini, harga benih bawang merah melambung hingga Rp 23.000 per kg. Artinya, saat ini harga benih bawang merah sudah melambung hingga 91,6% ketimbang harga normal.
Bahkan, dengan ancaman penurunan produksi bawang tahun ini, Akad memperkirakan harga benih bawang akan terus meroket hingga Rp 30.000 per kg pada tahun depan. Jika ini terjadi, Akad khawatir daya beli benih di tingkat petani menurun. Sehingga, "Petani menjadi enggan menanam bawang merah," ujarnya.
Imbasnya, tahun depan bisa jadi produksi bawang merah nasional terus melorot. Meski begitu, Akad belum bisa memperhitungkan seberapa besar penurunan produksi bawang merah pada tahun depan. "Selain faktor cuaca, penurunan produksi juga sangat tergantung pada tingkat daya beli benih petani bawang," jelasnya.
Melihat trennya, Akad memperkirakan harga bawang merah masih akan berpeluang naik. Dalam hitungannya, harga bawang merah di tingkat petani masih berpeluang naik hingga Rp 18.000 per kg pada akhir tahun ini.
Yul Harry bilang untuk mengantisipasi gangguan cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini, tahun depan Kementan akan melakukan evaluasi pola tanam untuk berbagai komoditas yang sensitif terhadap hujan. "Jika memang produksi turun drastis, pola tanam akan diatur kembali," katanya.
Catatan saja, sejak awal Januari lalu hingga saat ini harga bawang merah sudah naik 85,44%. Awal tahun lalu, harga rata-rata bawang merah nasional masih di kisaran Rp 12.871 per kg, sedangkan pada Desember ini, harga rata-rata bawang merah sudah mencapai Rp 23.869 per kg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News