Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perum Bulog memastikan bahwa pelonggaran ekspor beras India yang menyebabkan penurunan harga beras di pasar Asia pekan lalu tidak akan berdampak pada pasar beras di Indonesia.
Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, menyatakan bahwa Bulog membeli beras dari negara lain sesuai dengan perkembangan harga beras dunia. Menurutnya, pembukaan kembali ekspor beras India telah menurunkan harga beras di negara-negara lain.
"Beras yang diimpor oleh Bulog adalah untuk cadangan beras pemerintah, dan penggunaannya telah diatur oleh pemerintah, antara lain untuk stabilisasi harga beras konsumen, bantuan pangan, dan bencana alam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/10).
Baca Juga: Bulog Belum Realisasikan Akuisisi Beras dari Kamboja, Ini Sebabnya
Suyamto juga menegaskan bahwa Bulog akan tetap menjalankan fungsi untuk menjaga harga gabah petani. Saat ini, harga gabah masih berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.000 per kilogram (Kg). "Alhamdulillah, saat ini harga gabah di atas HPP, artinya petani mendapatkan harga yang menguntungkan," jelasnya.
Lebih lanjut, Suyamto menambahkan bahwa selama ini Bulog tidak mengandalkan suplai beras dari India. Alternatif suplai beras Indonesia berasal dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja.
Guru Besar IPB University, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa Indonesia selama ini belum mengimpor beras non-basmati dari India. Beras yang diimpor dari India adalah beras pecah dan beras khusus, terutama jenis Basmati.
"Sinyal pasar yang diakibatkan oleh pembukaan ekspor beras India memang membuat harga beras internasional cenderung turun, karena ekspor beras India menambah suplai di pasar dunia," tambahnya.
Baca Juga: Orang-Orang Dekat Prabowo Subianto Mendapat Jabatan Penting, Jelang Pemerintahan Baru
Bayu, yang juga mantan Direktur Utama Bulog, menuturkan bahwa faktor utama penentu harga beras di Indonesia adalah kondisi produksi dalam negeri. Pengaruh harga beras impor sangat tergantung pada kebijakan impor pemerintah.
"Meskipun keterbukaan informasi harga internasional tentu turut diperhatikan oleh penjual dan pembeli, namun kuncinya tetap ada pada suplai dan permintaan dalam negeri," ujarnya.
Sebagai informasi, harga beras di pasar ekspor Asia anjlok pekan ini akibat pelonggaran ekspor India, yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia dengan pangsa hampir 40% perdagangan beras global.
Baca Juga: Alih-Alih Swasembada, Impor Beras Kian Tinggi
Pekan lalu, India mengizinkan ekspor beras putih non-basmati. Sebelumnya, pada Juli 2023, India melarang ekspor beras non-basmati setelah negara tersebut mengalami lonjakan inflasi dan kenaikan harga pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News