Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) masih optimis menuai angin segar dari kenaikan harga CPO. Diharapkan ini bisa menjadi katalis positif yang menyokong pendapatan dan laba perseroan di akhir tahun ini.
Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri menyebut masih ada kemungkinan harga bisa naik lagi hingga akhir tahun ini. Alhasil perseroan belum bisa membeberkan target pendapatan dan labanya.
"Proyeksi target pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2024 sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga jual CPO, dimana sangat bergantung kepada mekanisme pasar (supply and demand) serta fluktuatif harga," katanya saat dihubungi Kontan, Kamis (19/12).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Sampoerna Agro (SGRO) saat Produksi TBS Diprediksi Turun
Adapun, Stefanus bilang dengan harga CPO yang diperkirakan akan tetap baik, khususnya pada semester kedua 2024 ini, diharapkan dapat membantu terhadap kinerja keuangan SGRO.
"Adanya potensi kenaikan harga CPO dunia akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan SGRO karena penjualan CPO memberikan kontribusi sekitar 80% terhadap total revenue pada periode sembilan bulan tahun ini," tambahanya.
Adapun harga jual rata-rata (ASP) CPO SGRO pada periode III-2024 adalah sebesar Rp12,548/kg atau mengalami peningkatan sebesar 9% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, secara keseluruhan SGRO telah memperkirakan produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti iperkirakan akan lebih rendah sekitar 10% yoy jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang disebabkan oleh dampak El-Nino.
"Seiring dengan meredanya dampak El-Nino, kami berharap produksi SGRO pada semester II-2024 ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan semester I-2024," tutupnya.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Sawit Berupaya Optimalkan Potensi Kenaikan Harga CPO
Adanya ekspektasi harga CPO yang tinggi dan ditopang dengan produksi pada semester II, perseroan berharap ini bisa menjadi katalis positif bagi kinerja di semester II.
Sebagai informasi, per kuartal III-2024 Sampoerna Agro mencatatkan pendapatan Rp 3,48 triliun angka ini turun 16,25% secara tahunan alias year on year (yoy) dari pendapatan sebelumnya Rp 4,16 triliun.
Secara rinci, pendapatan SGRO ditopang penjualan produk kelapa sawit yang sebesar Rp 3,25 triliun. Lalu, penjualan kecambah menyumbang Rp 119,95 miliar dan penjualan lain-lain Rp 113,94 miliar.
Dari sisi bottom line, laba bersih SGRO tercatat berada pada nilai Rp 247,27 miliar atau turun 41,42% yoy. Dengan hasil itu, laba per saham dasar menjadi Rp 136 per kuartal III-2024, turun dari Rp 232 pada periode sama tahun lalu.
Sebelumnya, berdasarkan pernyataan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kenaikan ini dipengaruhi dari kebutuhan CPO yang tinggi, suplai CPO yang ketat, serta produksi CPO nasional yang melambat.
Adapun, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, harga Referensi CPO periode November 2024 ditetapkan sebesar 961,96 dolar AS per metrik ton (MT). Atau naik sebesar 68,32 dolar AS dari bulan sebelumnya sebesar 893,64 dolar AS per MT.
Selanjutnya: Kinerja Emiten Pertambangan Emas Makin Berkilau, Cek Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 20 Poster Hari Ibu yang Cocok Jadi Kartu Ucapan untuk Diunggah di Media Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News