Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga daging sapi cukup berimbas pada industri daging olahan. Saat ini, harga daging sapi di pasaran telah mencapai Rp 130.000 per kilogram (kg) dari harga semula Rp 125.000 per kilogram (kg).
PT Estetika Tata Tiara Tbk (BEEF) misalnya, yang saat ini memiliki fokus bisnis utama dalam industri produk olahan, termasuk yang terimbas kenaikan harga daging sapi. Dengan mengusung brand Kibif pada segmen produk olahan daging sapi, BEEF mengakui bahwa ada kenaikan harga jual poduk.
Meskipun tidak merinci lebih detail, namun kenaikan harga daging sapi berimbas pada bisnis daging olahan BEEF sebagai fokus utama bisnis perseroan. Sebagai gambaran, untuk produk Kibif Red Daging Sapi dijual dengan harga Rp 70.300 di layanan e-commerce.
Bisnis processing BEEF tercatat telah menjadi kontributor utama perseroan saat ini. Unit bisnis tersebut memberikan kontribusi omzet dari yang sebelumnya hanya 20% naik menjadi 80% dari total penjualan perusahaan.
Baca Juga: Asosiasi Pedagang Daging di Jakarta Putuskan Tetap Mogok
Direktur Utama PT Estetika Tata Tiara Tbk (BEEF) Yustinus Sadmoko mengatakan, kenaikan harga daging sapi tergantung dari pengendalian impor daging sapi. “Masalah utama adalah naiknya harga bahan baku yang berasal dari impor. Hal ini biasanya diatasi dengan impor daging kerbau India dan daging sapi Brazil,” ujar Yustinus kepada Kontan, Selasa (1/3).
Hanya saja, realisasi tersebut sulit dilakukan, karena cuma bisa dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yustinus berharap, meskipun kedua sumber impor daging naik, setidaknya harga daging sapi masih dapat terjangkau.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengatakan, harga daging sapi di gudang importir memang telah naik 11% dari bulan Desember 2021 lalu.
“Saat ini, tercatat harga daging sapi di gudang importir sebesar Rp 115.000 per kilogram (kg). Sementara itu, stok daging sapi yang berada di Asosiasi sejumlah 128.000 ton,” ujar dia kepada Kontan.
Suhandri menambahkan, kenaikan harga daging sapi dipicu permintaan yang melonjak dan kenaikan bahan pangan lainnya. Dirinya pun tak menampik apabila harga daging sapi akan terus beranjak hingga Rp 150.000 per kilogram (kg) pada saat lebaran nanti.
Menurutnya, pada saat lebaran pasokan harus tersedia sekitar 50.000 ton, dimana pasokan tersebut telah mencukupi suplai daging sapi untuk 2 bulan hingga 3 bulan ke depan. “Sedikit saja kebutuhan pasokan daging sapi tidak tercukupi maka akan berdampak pada naiknya harga,” terang Suhandri.
Aspidi menilai kebutuhan daging sapi di Indonesia setiap tahunnya sekitar 780.000 ton, dan 265.000 ton diantaranya merupakan daging sapi impor.
Baca Juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Agung Depok Tetap Jualan di Tengah Serua Mogok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News