kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Gandum Naik, Mayora Indah (MYOR) Belum Berencana Menaikkan Harga Jual


Rabu, 06 April 2022 / 21:48 WIB
Harga Gandum Naik, Mayora Indah (MYOR) Belum Berencana Menaikkan Harga Jual
ILUSTRASI. Mayora Indah (MYOR) masih mempelajari dampak kenaikan harga bahan baku gandum terhadap performa bisnis.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih mempelajari dampak kenaikan harga bahan baku gandum terhadap performa bisnis. Emiten barang konsumsi ini juga masih mengamati dampak kenaikan harga bahan baku yang bisa berimbas pada kenaikan harga jual.

"Kenaikan harga bahan baku khususnya gandum disebabkan oleh konflik Rusia dan Ukraina. Kami masih mempelajari dan melihat apakah konflik ini akan berkepanjangan dan apakah perlu bagi Mayora untuk melakukan penyesuaian harga jual atau tidak," kata Sekretaris Perusahaan Mayora Indah Yuni Gunawan kepada Kontan.co.id, Rabu (6/4).

MYOR telah meluncurkan varian baru berupa biskuit Roma Kelapa Cream Cokelat, Roma Sandwich, kopi Gilus Mix varian rasa nangka, serta Tora Flavacino Orange dengan rasa jeruk segar selama tahun lalu. Yuni mengatakan, secara keseluruhan penjualan meningkat.

Baca Juga: Simak Jurus Mayora Indah (MYOR) Hadapi Ramadhan dan Lebaran di Tahun Ini

Dia menyatakan, peningkatan penjualan juga disumbang oleh produk-produk baru. Sepanjang 2021, kenaikan penjualan terjadi di seluruh segmen pasar, yakni pasar domestik yang naik dari Rp 14,38 triliun menjadi Rp 16,05 triliun.

Penjualan ekspor meningkat dari Rp 10,11 triliun menjadi Rp 11,88 triliun. Kenaikan penjualan bersih Mayora mencapai 14% secara tahunan menjadi Rp 27,90 triliun pada 2021, dari Rp 24,47 triliun pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan jenis produk penjualan, minuman olahan kemasan naik dari Rp 11,47 triliun menjadi Rp 13,06 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan makanan olahan dalam kemasan naik dari Rp 13,93 triliun menjadi Rp 15,93 triliun.

Baca Juga: Emiten Ritel dan Konsumer Mulai Antisipasi Efek Penerapan PPN 11%

Namun demikian, MYOR mencatat penurunan laba bersih sebesar 42,41% dari Rp 2,06 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,18 triliun sepanjang 2021.

"Kami optimistis dengan kondisi ekonomi di tahun 2022. karena pada tahun ini Covid-19 cenderung sudah cukup terkendali, serta aktivitas ekonomi dan masyarakat sudah bisa dikatakan kembali normal. karena itu kami yakin bahwa secara penjualan kami dapat membukukan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021," tutup Yuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×