kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga GKP naik, laba industri mamin bakal terpangkas 5%


Senin, 18 Oktober 2010 / 08:12 WIB
Harga GKP naik, laba industri mamin bakal terpangkas 5%
ILUSTRASI. Harga minyak dunia - Statoil


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Kenaikan harga gula kristal putih (GKP) akan memangkas margin keuntungan produsen makanan dan minuman hingga 5%. Maklum, sebagian besar industri makanan dan minuman menggunakan gula sebagai bahan baku utama. Pada bulan September 2010 lalu, harga GKP masih berada di kisaran Rp 7.800-Rp 8.000 per kg, sedangkan bulan ini sudah menembus Rp 10.000-Rp12.000 per kg.

Tengok saja industri dodol. “Kita menggunakan gula pasir 50% dari keseluruhan bahan baku,” kata Ashifudin, Kepala Bagian Produksi dodol dan jenang Mubarok Food Cipta Delicia, Kudus.

Ashifudin menghitung, sebanyak 40% dari total biaya produksi merupakan biaya bahan baku. Nah, bahan baku dodol tersebut salah satunya adalah gula. Saban hari, dodol Mubarok memproduksi 2-6 ton dodol.

Setali tiga uang dengan Amal Rasyid, pemilik usaha Dodol Bestari, Garut juga merasakan hal yang sama. Saban hari, Bestari memproduksi 200-320 kg dodol. Amal mengitung, setiap 1 kg dodol membutuhkan 500 gram gula. Nah, dengan harga GKP yang naik, keuntungan dari setiap 1 kg dodol bakal terpangkas Rp 1.500.

Hanya saja, menurut kalkulasi Amal, pihaknya baru akan merugi tiga hari mendatang. Soalnya, saat ini masih ada cukup persediaan gula yang dibeli di harga Rp 8.000 per kg.

Industri minuman yang juga harus berjibaku dengan kenaikan harga GKP ini adalah sirup. Tak berbeda dengan dodol Bestari maupun Mubarok, laba sirup Markisa Noerlen, Medan juga akan terpangkas.

Diah Anggraini, Manager sirup Markisa Noerlen menjelaskan, perbandingan bahan baku yang digunakan untuk membuat sirup markisa adalah 2 kg gula per 1 liter sari buah markisa.

“Untung harga buah markisa sudah turun, kalau tidak saya tidak bisa jual karena sudah terlalu mahal,” katanya.

Pada bulan September di Medan, harga buah markisa Rp 13.500 per kg; namun bulan ini menyusut menjadi Rp 9.500 per kg lantaran tengah memasuki musim panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×