Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sumber Tani Agung Tbk (STAA) mencatat kinerja cemerlang untuk kuartal I-2022 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,63 triliun atau naik sebesar 44.3% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021.
Mosfly Ang Direktur Utama PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menyampaikan, perusahaan meraih kinerja keuangan yang kuat pada kuartal I tahun 2022 terutama seiring naiknya harga jual rata-rata produk kelapa sawit serta didukung oleh upaya-upaya dalam pengendalian biaya dan efisiensi.
Ia juga menyampaikan bahwa tren harga CPO yang sangat positif di awal tahun 2022 menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kinerja Perseroan. Harga penutupan global CPO sempat mencapai 8.163 MYR/Ton (harga all-time-high) pada awal Maret 2022 kemarin yang sudah meningkat 58% dibandingkan akhir Desember 2021 yang berada di harga 5.159 MYR/Ton.
Hal ini menjadi faktor kenaikan pendapatan usaha STAA periode ini yang tercatat Rp1.63 triliun, meningkat 44.3% YoY dari pencapaian periode sebelumnya di tahun 2021 sebesar IDR 1,13 triliun, seiring dengan total volume penjualan Minyak Sawit, Inti Sawit dan Minyak Inti Sawit yang mencapai 97.834 Ton dan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit: CPO, PKO, dan PK meningkat masing-masing sebesar 93% YoY, 81% YoY dan 81% YoY.
STAA mampu mencatatkan peningkatkan laba kotor menjadi sebesar Rp 647 miliar, meningkat sebesar 46.4% year-on-year dari Rp 442 miliar. Marjin laba kotor semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya karena cost-efficiency Perseroan yang lebih optimal di awal tahun ini.
STAA juga berhasil meningkatkan profitabilitas dibandingkan dengan tahun lalu, dengan mencatatkan laba usaha sebesar IDR 635 miliar, yang berhasil meningkat sebesar 124.7% secara YoY dari sebelumnya sebesar IDR 283 miliar.
Dengan kenaikan laba usaha tersebut, laba bersih STAA juga berhasil naik secara signifikan sebesar IDR 432 miliar, meningkat sebesar 156% dari pencapaian periode sebelumnya di tahun 2021 sebesar Rp 169 miliar, terutama disebabkan oleh laba usaha yang meningkat dan beban usaha yang menurun drastis dari tidak ada nya beban pajak ekspor CPO dimana selama kuartal I-2022 STAA menjual 100% CPO nya di pasar domestik.
Di sisi lain, total liabilitas Perseroan meningkat hanya Rp 70 miliar quarter-on-quarter (QoQ) dari IDR 2.76 triliun menjadi IDR 2.83 triliun. Akan tetapi, total aset STAA berhasil meningkat sebesar Rp 1,15 triliun QoQ dari Rp 5,85 triliun menjadi Rp 7 triliun di kuartal I-2022 ini. Total ekuitas STAA juga meningkat dari Rp 3,10 triliun menjadi Rp 4,17 triliun.
Meskipun STAA mempunyai area tertanam kebun yang lebih kecil dibandingkan emiten kelapa sawit lainnya, pertumbuhan produktivitas Perseroan mengakibatkan Net Profit per Hectare yang lebih tinggi karena efisiensi manajemen yang sudah diasah berpuluhan tahun.
“Kami yakin bahwa pencabutan larangan ekspor dari pemerintah akan menambah kemampuan STAA kedepannya mendorong kinerja cash flow yang lebih optimal karena efisiensi kinerja di lapangan yang menimbulkan Net Profit per Hectare yang tinggi," ujar Mosfly Ang dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5).
Industri perkebunan diperkirakan akan tetap menantang. Di tengah dampak pandemi dan ketidakpastian, STAA terus memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi, meningkatkan produktivitas, memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang berpotensi memiliki pertumbuhan, berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keamanan dan kesehatan karyawan kami selama masa pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News