Reporter: Handoyo | Editor: Edy Can
JAKARTA. Selama tiga bulan terakhir, harga kakao semakin wangi. Kendati sempat turun, harga kakao mulai kembali rebound dalam tiga hari terakhir.
Di pasar internasional, harga kakao untuk kontrak pengiriman Desember 2011 sudah sebesar US$ 2.746 per ton pada akhir pekan lalu. Harga ini sudah menguat 6,64% dibandingkan awal Oktober lalu yang sebesar US$ 2.575 per ton.
Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang menilai kenaikan harga ini terkait dengan seretnya pasokan kakao dunia. Diperkirakan produksi kakao di Pantai Gading turun sebesar 9% menjadi 1,35 juta ton dari 1,48 juta ton tahun panen sebelumnya. Produksi Ghana juga diperkirakan akan turun sekitar 11% pada tahun ke 805.000 ton dari 905.000 ton.
Sementara itu, produksi kakao nasional juga mengalami penurunan. Jika tahun 2010, mencapai sekitar 620.000 ton, tahun ini hanya akan mencapai 420.000 ton. Penyebab turunnya produksi kakao ini akibat pengaruh cuaca.
Di sisi lain, permintaan semakin tinggi karena industri pengolahan kakao di Amerika Utara menggenjot produksi pada kuartal ketiga ini. Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman mengatakan, kenaikan produksi pengolahan kakao ini untuk mengantisipasi permintaan menjelang Natal dan akhir tahun. "Menjelang akhir tahun seperti saat ini, para produsen makanan di Eropa dan Amerika sudah mulai memenuhi stok bahan baku pembuatan cokelat," kata Piter kepada KONTAN, Jumat (28/10).
Naiknya harga kakao internasional berimbas pada harga kakao di pasar dalam negeri. Zulhefi mencontohkan, harga biji kakao di tingkat pengumpul di Makassar tiga hari lalu hanya Rp 20.000 kini naik Rp 22.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News