Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dalam sepekan terakhir harga karet mengalami fluktuasi yang cukup tajam dan berdampak pada penurunan harga karet ditingkat petani dari sebelumnya Rp 12.000 per kilogram (kg) mejadi Rp 9.000 per kg.
Hal itu terjadi karena rencana Thailand mengeluarkan stok karetnya sebesar 125.000 ton setelah sebelumnya mengeluarkan 96.000 ton.
Kondisi ini menimbulkan spekulasi pasokan karet bertambah sehingga harga anjlok pada akhir pekan lalu. Di mana harga karet untuk pengiriman Agustus 2017, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup melemah 0,66% atau 1,80 poin ke 272,90 yen per kg. Sebelumnya, harga karet kontrak Agustus dibuka dengan penguatan 0,36% atau 1,00 poin ke 275,70 yen per kg.
Namun Thailand menunda melepaskan stok karet tersebut sehingga membuat harga karet kembali naik menjadi 275,80 yen per kg. Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengatakan saat ini harga karet masih rentan mengalami fluktuasi.
"Harus diakui, produk karet Indonesia kurang kuat pengaruhnya di pasar, sehingga rentan mengalami fluktuasi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (6/3).
Menurutnya Indonesia tidak dapat mengendalikan harga pasar untuk karet lantaran produksinya tidak sebesar Thailand. Untuk menstabilkan harga, pemerintah harus mendorong hilirisasi karet dalam negeri sehingga harga karet Indonesia tidak lagi ditentukan pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News