kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Harga Karet Terancam Turun


Rabu, 10 Maret 2010 / 10:23 WIB
Harga Karet Terancam Turun


Reporter: Asnil Bambani Amri |


JAKARTA. Harga karet terancam mengalami penurunan karena adanya kemungkinan industri ban mengalihkan penggunaan bahan baku karet dari karet alam ke karet sintetis yang harganya tergantung dari minyak bumi. Perpindahan penggunaan unsur bahan baku itu bisa terjadi jika harga karet masih bertengger diatas US$ 3 per kg.

"Kalau harga sekarang ini jelas akan memberatkan industri," kata Azis Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) kepada KONTAN.

Industri ban berharap agar harga karet alam segera turun dari US$ 3 per kg ke kisaran harga US$ 2- 2,5 per kg agar industri ban khususnya yang ada didalam negeri tetap menyerap karet alam sebagai bahan baku utama untuk pembuatan ban.

Namun, disisi lain pemerintah di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand bersepakat untuk mengatrol harga karet tetap bertahan di harga US$ 3 per kg. “Jika harga diatas US$ 3 per kg, maka industri ban akan menyerap karet sintetis yang harganya dibawah harga karet alam sekitar US$ 2,7 per kg,” kata Aziz.

Harga karet alam di bursa komoditi Jepang kemarin bertengger di harga US$ 3,2 per kg, atau sudah berangsur turun dibandingkan dengan di Februari di harga US$ 3,3 per kg. Harga bulan Februari ini juga berada dibawah harga tertinggi US$ 3,4 per kg yang terjadi di bulan Januari.

Sebelumnya, Asril Sutan Amir ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyebutkan, alasan terjadinya kenaikan harga karet dunia ke harga diatas US$ 3 per kg terjadi karena naiknya permintaan karet dunia. “Ini karena adanya tren kenaikan permintaan,” kata Asril.

Keinginan harga karet diatas US$ 3 per itu juga dikuatkan oleh organisasi negara penghasil karet alam dunia yang tergabung dalam Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC). Dalam pertemuannya Januari lalu, negara anggota ANRPC yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand sepakat mempertahankan harga agar tidak turun dibawah US$ 3 per kg.

Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurti yang menghadiri pertemuan tiga negara itu membeberkan kalau kesepakatan tiga negara itu menemukan adanya perbaikan pendapatan petani karet jika harga karet berada dikisaran US$ 3 per kg. Namun, harga ini menurut Aziz akan meberatkan industri ban karena akan berpengaruh pada naiknya ongkos industrinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×