kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Batubara Naik, Permintaan Alat Berat Ikut Terkerek


Senin, 16 Mei 2022 / 19:16 WIB
Harga Komoditas Batubara Naik, Permintaan Alat Berat Ikut Terkerek
ILUSTRASI. Produk alat berat segmen mesin konstruksi jalan Dynapac yang dipasarkan oleh PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan alat berat sedang tinggi-tingginya. Tidak tanggung-tanggung, pembeli alat berat yang ingin memesan alat berat bisa saja harus mengantre.

Setidaknya inilah yang dirasakan oleh  PT ABM Investama Tbk. Perusahaan pertambangan dan jasa kontraktor tambang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham ABMM itu  berencana membeli ratusan unit alat berat anyar tahun ini. Namun, gara-gara permintaan yang tinggi, ABMM kudu mengantre untuk beroleh alat berat.

Direktur ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, kebutuhan alat berat global sedang tinggi-tingginya akibat permintaan yang tinggi dari wilayah Afrika Selatan dan Australia.

“Akibatnya, kita harus antre. Demikian juga dengan adanya lockdown di China itu port ada banyak yang tertutup, akibatnya juga logistik terhambat. Jadi kita masih menunggu,” tutur Adrian dalam acara paparan publik, Rabu (11/5).

Baca Juga: Permintaan Alat Berat Sedang Tinggi Tapi Pasokan Terbatas, Ini Penyebabnya

Bukan tanpa alasan ABMM berekspansi menambah alat berat. Pihak klien ABMM memang berkeinginan memproduksi batubara lebih banyak sejalan dengan tren harga batubara yang baik. Niatan ABMM untuk menambah alat berat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan itu.

Tingginya permintaan alat berat juga tercermin dari kinerja penjualan perusahaan distributor alat berat.  PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) mencatat, penjualan unit alat berat tercatat US$ 38,14 juta di tiga bulan pertama tahun ini, tumbuh 135% dibanding periode sama tahun lalu.

Seturut penjualan alat berat yang mendaki, KOBX membukukan pertumbuhan penjualan konsolidasi 106,23% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula US$ 22,56 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 46,52 juta di kuartal I 2022, sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KOBX melesat  295,58% yoy menjadi US$ 3,94 juta di kuartal I 2022.Sedikit informasi, lini usaha penjualan alat berat berkontribusi sekitar 82% dalam toal penjualan konsolidasi KOBX.

“Permintaan alat berat dari segmen tambang, khususnya tambang batubara masih menjadi kontributor terbesar,” tutur Direktur Utama KOBX, Andry B. Limawan kepada Kontan.co.id (16/5).

Andry optimistis, penjualan alat berat di tahun masih prospektif, meski potensi tingkat pertumbuhan tidak setinggi tingkat pertumbuhan tahun lalu. Tahun ini, KOBX menetapkan target pertumbuhan penjualan konsolidasi (termasuk lini usaha lain) sebesar 20% dibanding tahun lalu. 

Andry berujar, KOBX juga akan berupaya untuk meningkatkan penjualan unit alat berat non tambang untuk memacu kinerja. Hal ini dilakukan misalnya dengan  memasukan lini produk baru/ diversifikasi ke alat berat segmen konstruksi, yakni mesin pembuat jalan Dynapac dan Doosan power portable power.

“Fokus kepada produk unggulan menjadi salah-satu strategi Perseroan untuk meningkatkan kinerja penjualan, masuknya Dynapac yang sudah lama dikenal sebagai brand kenamaan untuk alat pengerjaan jalan menjadi salah-satu contoh,” imbuh Andry.

Kenaikan permintaan alat berat juga turut dirasakan oleh perusahaan distributor. PT United Tractors Tbk misalnya. Emiten berkode saham “UNTR” yang juga memiliki lini usaha  penjualan alat berat merek Komatsu tersebut mencatatkan pertumbuhan signifikan pada penjualan alat berat Komatsu di tiga bulan pertama tahun ini. 

Mengutip laporan operasional perusahaan, realisasi penjualan alat berat Komatsu oleh UNTR mencapai 1.694 unit pada Januari-Maret 2022.

Baca Juga: Hingga 2023, ABM Investama (ABMM) Kejar Overburden Removal (OB) di 270 Juta BCM

Jumlah ini meningkat 146,22% dibanding realisasi penjualan Januari-Maret 2021 yang hanya sebesar 688 unit. Tidak hanya itu, jika dibandingkan dengan target volume penjualan UNTR tahun ini, realisasi penjualan di tiga bulan pertama tahun ini sudah hampir mencapai separuh dari target yang telah ditetapkan, persisnya yakni setara  45,78% dari total target penjualan yang ditetapkan sebesar 3.700 unit. 

Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis optimistis, ketersedian pasokan alat berat Komatsu bisa memenuhi target penjualan 3.700 unit.

“Untuk (target penjualan) 3.700 (unit), supply aman,” tutur Sara kepada Kontan.co.id (13/5).

Dalam wawancara Kontan.co.id akhir April lalu, Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), Jamalludin menyampaikan bahwa pihak Hinabi merencanakan produksi alat berat sekitar 9.000 unit - 10.000 unit di sepanjang tahun 2022 ini, lebih besar dibanding realisasi produksi tahun 2021 untuk setahun penuh yang sebesar 6.740 unit.

Pada sepanjang Januari-Maret 2022 lalu, realisasi produksi alat berat nasional sudah mencapai 2.113 unit, naik 49,11% dibanding realisasi produksi alat berat pada Januari-Maret 2021 yang berjumlah 1.417 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×