Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kontraktor jasa pertambangan mengaku kesulitan mendapatkan alat berat untuk menambah produksi batubara saat ini. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) menyebutkan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi industri alat berat sehingga pasokannya terbatas.
Ketua Umum Hinabi Jamaludin mengatakan, saat ini permintaan alat berat sangat tinggi karena semua industri sedang tumbuh dengan pesat. “Namun di saat semua industri sedang tumbuh, masih banyak perusahaan belum 100% pulih akibat imbas pandemi Covid-19 sehingga pasokan material terbatas,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (16/5).
Menghadapi tantangan ini, Hinabi terus berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk kemudahan material dan juga logistik.
Sejalan dengan naiknya permintaan, Hinabi memasang target produksi alat berat di tahun ini hingga 10.000 unit atau setara dengan kapasitas penuh yang terpasang pada manufaktur alat berat Indonesia. Target produksi ini lebih tinggi ketimbang realisasi produksi di 2021 yang sebanyak 6.740 unit.
Baca Juga: Produksi Alat Berat Tumbuh Tinggi pada Kuartal I
Sampai dengan Maret 2021, Hinabi mencatat, realisasi produksi alat berat mencapai 2.113 unit, naik 49,11% dibanding realisasi produksi alat berat pada Januari-Maret 2021 yang berjumlah 1.417 unit.
Dari segi komposisi, alat berat jenis hydraulic excavator masih mendominasi angka produksi alat berat dengan jumlah 1.814 unit atau setara 85,84% dari total produksi Januari-Maret 2022. Sekitar 14% sisanya terdiri atas produksi bulldozer sebanyak 205 unit, dump truck 65 unit, dan motor grader 29 unit.
Di awal tahun ini, permintaan alat berat dari sektor pertambangan meningkat karena tren harga komoditas yang sedang tinggi.
Sebelumnya, manajemen PT Intraco Penta Tbk (INTA) yang merupakan distributor alat berat melaporkan terjadi kenaikan penjualan alat berat hingga 11% per Maret 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan Intraco Penta Astri Duhita Sari menyebutkan, bisnis batubara yang membaik sangat berkorelasi dengan kenaikan kebutuhan alat berat. “Saat ini unit didominasi oleh produk LiuGong di mana tahun 2021 kami benar-benar melakukan penguatan penjualan di seluruh cabang Intraco Penta Group,” ujar Astri beberapa waktu lalu.
Sebagian besar pendapatan bisnis alat berat INTA di tahun berjalan 2022 ini berasal dari segmen pasar di sektor pertambangan. Hitungan INTA, porsi kontribusinya mencapai sekitar 60% dalam bisnis alat berat INTA.
Selain dari sektor pertambangan, INTA juga melihat prospek permintaan dari segmen perkebunan seperti minyak sawit mentah atau CPO.
Manajemen INTA optimistis penjualan alat berat tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. INTA menargetkan pertumbuhan penjualan alat berat hingga 95% di 2022 dibandingkan 2021. Strateginya dengan penguatan organisasi penjualan dan purna jual di segmen pertambangan.
Baca Juga: Harga Komoditas Mengerek Permintaan Alat Berat di Tiga Bulan Pertama 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News