kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga Kosmetik Bakal Naik Mencapai 15%


Kamis, 19 Desember 2013 / 07:16 WIB
Harga Kosmetik Bakal Naik Mencapai 15%
ILUSTRASI. Gel lidah buaya yang ditanam di halaman rumah bisa dipergunakan langsung ke wajah (dok/Kama Ayuverda)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Siap-siap harga kosmetika tahun depan bakal naik dengan besaran kenaikan yang lumayan tinggi. Pasalnya, beban produksi industri kosmetik diprediksi bakal melambung lantaran kenaikan tarif listrik.

Ketua Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) Putri K Wardani menghitung, pada tahun depan, biaya produksi industri kosmetik diperkirakan naik hingga 47%. "Makanya, harus ada penyesuaian harga agar produsen tidak rugi," katanya, Rabu (18/12).

Menurut Putri, salah satu pendorong lonjakan biaya produksi industri kosmetik pada tahun depan adalah kenaikan tarif tenaga listrik untuk industri. Seperti diketahui, tahun depan, pemerintah berencana kembali mengerek tarif listrik untuk pelanggan industri golongan I3 hingga 38,9%. Sedangkan pelanggan golongan I4 yang notabene industri besar juga bakal naik hingga 64,7%.

Kenaikan tarif listrik ini, kata Putri, tidak hanya membebani ongkos produksi kosmetik saja, namun juga memberikan efek domino yang lebih besar. Ia mencontohkan, kenaikan tarif listrik juga bakal dialami oleh industri yang memasok bahan baku dan bahan penolong industri kosmetik seperti industri kemasan. Otomatis, harga bahan baku juga bakal terkerek.

Dalam hitungan Putri, akibat kenaikan ongkos produksi, harga bahan baku kosmetik bisa meningkat hingga 20%. Imbasnya, industri kosmetik harus menyesuaikan harga jual produk untuk mengompensasikan kenaikan biaya produksi ini. "Kenaikan harga produk bisa mencapai 15% sampai 16%," papar Putri.

Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Nasional (Forkan) Franky Sibarani mengharapkan pemerintah meninjau ulang rencana kenaikan tarif listrik tahun depan. Pasalnya, pelaku industri sangat terpukul dengan kenaikan tarif listrik di tahun ini.

Terlebih lagi, tahun ini, rupiah terus melemah dari Rp 9.500 per dollar AS menjadi Rp 12.000 per dollar AS yang juga membuat beban produksi ikut membengkak.

Meski harga jual bakal terkerek, namun pebisnis kosmetik berharap tahun depan pasar kosmetik masih mampu tumbuh. Sebelumnya, Presiden Persatuan Perusahaan kosmetika Indonesia (Perkosmi) Nuning S Barwa memperkirakan, pasar kosmetik tahun depan bakal tumbuh 15% menjadi Rp 11,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×