kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.785   28,00   0,17%
  • IDX 8.623   13,39   0,16%
  • KOMPAS100 1.193   4,08   0,34%
  • LQ45 857   3,73   0,44%
  • ISSI 308   0,61   0,20%
  • IDX30 440   1,03   0,24%
  • IDXHIDIV20 512   1,22   0,24%
  • IDX80 134   0,51   0,38%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,44   0,32%

Harga lahan di Surabaya kian mekar


Senin, 29 April 2013 / 12:50 WIB
Harga lahan di Surabaya kian mekar
ILUSTRASI. Pemandangan area check-in aula keberangkatan Terminal 4 Bandara Changi di Singapura, 25 Juli 2017. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Setelah Jakarta, Surabaya adalah kota yang paling diincar oleh investor dan pengembang properti, baik nasional maupun mancanegara. Tercatat, pengembang-pengembang beken macam Grup Ciputra, Pakuwon, Intiland Development, Podojoyo Masyhur, dan  Dian Istana telah merasakan gurihnya bisnis properti di kota ini.

Sementara, investor dari luar tercatat ada Keppel Land dan terbaru Yishan Capital Partners. Keduanya berasal dari Singapura. Kota berpopulasi sekitar 3,2 juta jiwa itu mengalami lonjakan pembangunan properti secara massif dalam kurun tiga tahun terakhir.

Saat ini, setidaknya ada 25 proyek properti skala menengah-besar yang sedang dalam pengerjaan (konstruksi).  Dari sejumlah proyek itu, sembilan di antaranya merupakan properti multifungsi (mixed use development) dengan nilai investasi ratusan miliar rupiah.

Aktivitas pembangunan tersebut memacu peningkatan harga lahan dan properti ke angka yang sangat signifikan. Di pusat kota, jika tiga tahun lalu harga lahan masih berada pada kisaran Rp 10 juta-15 juta per meter persegi, kini mengangkasa menjadi Rp 25 juta/m2.

Sementara di Surabaya Barat merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling mencengangkan. Harga lahan aktual mencapai Rp 8 juta-Rp 10 juta/m2 dari sebelumnya Rp 5 juta-Rp 7 juta/m2.

Menurut Prinsipal Era Tjandra Surabaya Daniel Sunyoto, kenaikan harga dipicu aksi ekspansi pengembang yang membangun properti skala besar dalam bentuk superblok atau paling minim adalah mixed use development.

"Di Citraland misalnya. Harga unit rumah terkecil seukuran 100 m2 dipatok Rp 1,5 miliar. Itu pun sudah habis terjual. Kalau pun ada, hanya tersedia di pasar seken," tandas Daniel yang dikutip KONTAN dari Kompas.com, Senin (29/4). (Hilda B Alexander/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×