Reporter: Havid Vebri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kian getol membeli setrum dari pembangkit swasta. Kali ini, PLN membeli listrik dari Paiton Energy Company (PEC), pengembang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton 3 & 4 berkapasitas 1 X 800 MW. Kontrak jual beli listrik ditandangani di Jakarta, hari ini.
Ada yang membuat PLN tersenyum atas ditandatanganinya kontrak tersebut. Perusahaan setrum pelat merah ini mendapat harga pembelian yang murah. "Hanya US$ 4,2 sen per kilowatt per jam (KWh). Harga yang ditawarkan PEC itu sangat murah," kata Komisaris Utama PLN AL Hilal Hamdi, tadi siang.
Memang sih, harga pembelian listrik PEC tersebut lebih murah dibandingkan sebelum-sebelumnya. Kontrak jual beli PLN dengan konsorsium Marubeni, pengembang PLTU Cirebon, misalnya. Dalam kontrak yang ditandatangani awal Juli 2007 itu disepakati harga pembelian sebesar US$ 4,36 sen per kWh.
Bahkan, jauh sebelum itu, PLN juga pernah menandatangani kontrak jual beli listrik swasta dengan harga yang lebih mahal lagi. Contohnya, kontrak dengan Paiton Energy, pengembang PLTU Paiton I pada 2001 silam. Saat itu, PLN membeli dengan harga US$ 4,93 per kWh.
"Dengan Paiton 3 dan 4 bisa lebih murah karena di Paiton sekarang sudah ada fasilitas-fasilitas pendukung. Berbeda dengan pembangkit Cirebon yang sama sekali belum ada fasilitas apapaun, sehingga harganya agak mahal," ucap Hilal.
Menurut Hilal, PLN akan membeli listrik dari Paiton 3 dan 4 selama 30 tahun. PEC akan merampungkan pembangunan pembangkit berbahan bakar batubara senilai US$ 800 juta itu pada 2012.
Saat ini, di komplek PLTU Paiton seluas 432 hektare telah beroperasi PLTU Paiton 1 & 2 berkapasitas 740 MW yang dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), anak perusahaan PLN. Ada pula Paiton 5 & 6 kapasitas 1.220 MW di kelola Jawa Power dan Paiton 7 & 8 kapasitas 1.230 MW dikelola PEC. Kedua pembangkit swasta itu telah beroperasi sejak 1996.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News