kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga masih tinggi, Ikappi sebut bahan pangan ini harus jadi perhatian pemerintah


Minggu, 01 Maret 2020 / 16:29 WIB
Harga masih tinggi, Ikappi sebut bahan pangan ini harus jadi perhatian pemerintah
ILUSTRASI. Pedagang menumpukan bawang putih impor dari Cina di Pasar Induk Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/2/2020). Ikappi mencatat 3 bahan pangan yang harganya tinggi di awal bulan Maret yakni bawang putih, cabai, hingga gula pasir. ANTARA FOTO/Ampe


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

Abdullah pun mengatakan sulit memprediksi penyebab kenaikan harga bahan pangan ini. "Tetapi yang sangat jelas, Kementan belum mempersiapkan desain pertanian kita dengan baik untuk menghadapi lebaran dan idul fitri," tuturnya.

Menurut Abdullah, 3 komoditas pangan ini menjadi penting untuk diperhatikan dan dipersiapkan oleh pemerintah sejak sekarang mengingat banyak masyarakat yang membutuhkannya di bulan puasa dan lebaran, khususnya untuk cabai dan gula pasir.

Baca Juga: Siap serap beras saat musim panen, Bulog segera gelontorkan 500.000 ton beras

Tak hanya menyulitkan masyarakat, tingginya harga bahan pangan ini pun berdampak negatif bagi pedagang, apalagi terdapat 3 bahan pangan yang harganya masih tinggi. "Dengan begitu, sulit bagi kami untuk berjualan," kata Abdullah.

Lebih lanjut Abdullah berpendapat kondisi seperti ini jarang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Dia pun sulit memprediksi kapan harga bahan pangan ini kembali normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×