kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Migas Melonjak, SKK Migas: Kesempatan Bagi KKKS Pacu Produksi dan Lifting Migas


Senin, 11 Juli 2022 / 19:11 WIB
Harga Migas Melonjak, SKK Migas: Kesempatan Bagi KKKS Pacu Produksi dan Lifting Migas
ILUSTRASI. Tingginya harga minyak dan gas dunia yang terjadi saat ini adalah kesempatan emas untuk KKKS. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan tingginya harga minyak dan gas dunia yang terjadi saat ini adalah kesempatan emas untuk KKKS dapat meningkatkan produksi dan lifting migas nasional yang masih jauh dari target APBN 2022 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu adanya program “recovery plan”. 

Dwi memaparkan, situasi global dalam kondisi yang rumit akibat perang antara Rusia dan Ukraina. Hal ini memberikan dampak sistemik pada melonjaknya harga energi dan pangan dunia sehingga meningkatnya inflasi global.

Harga minyak dunia cukup lama berada di kisaran US$ 100 per barel dan harga rata-rata hingga 2023 diperkirakan masih di atas US$ 80 per barel. Begitupula untuk harga gas global yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan hingga di atas $25/MMBTU. Dengan harga spot LNG saat ini berada di kisaran $43/MMBTU atau setara US$ 240 per barel setara minyak. 

Baca Juga: Lifting Minyak Susut, Investasi Global Masih Seret

“Meskipun produksi dan lifting masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I tahun 2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai US$ 9,7 miliar, reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77% serta cost recovery yang berhasil dijaga pada level yang rendah sebesar US$ 3,2 Miliar”, ujar Dwi Soetjipto dalam keterangan resmi, Senin (11/7). 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan tantangan industri hulu migas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan tantangan di era transisi energi, serta perubahan peran industri hulu migas di masa mendatang yang akan menjadi bahan baku industri. 

Menteri ESDM menyampaikan apresiasi atas kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara dan harapannya agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan.

“Pemerintah memberikan apresiasi atas kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara. Jika di tahun 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai US$ 13,7 miliar atau 188% dari target US$ 7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu migas sudah mencapai US$ 9,7 miliar atau 97% dari target APBN 2022 yang sebesar US$ 7,8 miliar,” ujarnya. 

Lebih lanjut Arifin menegaskan agar di tengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price (ICP) di bulan Juni yang mencapai US$ 117 per barel, diharapkan KKKS dapat menjaga dan meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.

Baca Juga: Belum Pulih dari Pandemi, Lifting Minyak Tahun Ini Diperkirakan Sebesar 640 Ribu BOPD

SKK Migas kembali menyelenggarakan CEO Forum di tahun 2022. Kegiatan ini adalah keempat kali sejak diselenggarakan tahun 2020, serta kedua kali untuk tahun 2022. Penyelenggaraan CEO Forum ini dilaksanakan secara luring di kantor SKK Migas, Wisma Mulia Jakarta (11/7) dan dihadiri oleh para pimpinan tertinggi/CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Arifin mengatakan, forum ini menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai  sebagai pijakan turn over menuju 2030. “Mari kita tekatkan, bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×