Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) dinilai masih belum pulih sepenuhnya dari dampak Pandemi Covid-19.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, proyeksi lifting minyak tahun ini akan berada di angka 640.000 barel oil per day (bopd). Jumlah ini lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 703 ribu bopd. Mundurnya sejumlah proyek migas jadi penyebab penurunan outlook untuk lifting.
"Karena adanya aktivitas terbatas karena pandemi covid Jambaran Tiung Biru (JTB) mundur, kemudian Tangguh Train III yang (harusnya) selesai tahun lalu mundur. Outlook kita harapkan di 640.000 bopd," kata Dwi ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (8/7).
Baca Juga: Belum Pulih dari Pandemi, Lifting Minyak Tahun Ini Diperkirakan Sebesar 640 Ribu BOPD
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Aspermigas) Moshe Rizal menilai iklim investasi masih seret. Moshe melanjutkan, situasi pada tahun depan pun masih belum bisa diprediksi.
"Saat ini memang iklim investasi masih tertekan secara global khususnya di sektor migas," kata Moshe kepada Kontan, Minggu (10/7).
Dwi menjelaskan, untuk tahun depan, lifting minyak ditargetkan di angka 660.000 bopd hingga 680.000 bopd.
Baca Juga: Indonesia Memacu Produksi Migas, Lapangan Tua Butuh Investasi
Asal tahu saja, merujuk data SKK Migas, realisasi lifting migas pada kuartal I 2022 lalu mencapai 1.739 barel oil equivalent per day (boepd). Jumlah tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 611.700 bopd atau setara 87% dari target yang ditetapkan sebesar 703.000 bopd serta gas sebesar 5.321 mmscfd atau 92% dari target sebesar 5.800 mmscfd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News